Dalam hal ini, kandidat terkuat, Ferdinand Marcos Jr. mengatakan pemerintahannya akan membangun kehadiran militer di Laut China Selatan yang sifatnya defensif demi mempertahankan kedaulatan.
Hal itu ia sampaikan selama debat kampanye pertama yang disiarkan di televisi pada Selasa (15/2). Hanya empat dari 10 kandidat presiden yang ambil bagian dalam debat.
Putra mendiang Presiden Ferdinand Marcos itu melontarkan gagasan agar kapal angkatan laut atau penjaga pantai dikerahkan di jalur perairan strategis yang disengketakan sehingga para nelayan bisa menangkap ikan dengan bebas.
Marcos menekankan, ia tidak akan memprioritaskan resolusi militer untuk sengketa Laut China Selatan, dan lebih mengejar dialog dengan Beijing.
"Alasan mengapa saya berbicara tentang menempatkan kehadiran militer di sana adalah agar pemerintah hadir untuk menunjukkan kepada China bahwa kita mempertahankan apa yang kita anggap perairan teritorial Filipina," ujar pris 64 tahun itu, seperti dikutip
Reuters.
Di tengah rivalitas China dan Amerika Serikat (AS), ia juga menggarisbawahi bahwa Filipina harus memberikan garis yang sangat tipis untuk membedakan hubungan dengan Beijing dan Washington.
Berdasarkan jajak pendapat menjelang pemungutan suara pada 9 Mei mendatang, Marcos memimpin setelah berhasil mengubah citra keluarganya yang dikudeta dalam pemberontakan rakyat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: