Duta Besar Indonesia untuk Madrid, Muhammad Najib, menyampaikan bahwa beberapa tokoh penting Spanyol memiliki ketertarikan yang besar terhadap Indonesia, sehingga program pendidikan dan penelitian pun berjalan di bawah kerja sama yang intens dengan KBRI.
Dalam siarannya di saluran YouTube Wisma Duta RI Madrid, Kamis (15/2), Dubes Najib mengungkapkan ia baru saja bertemu dengan dua tokoh ini.
"Saya baru saja menerima kunjungan seorang profesor dari sebuah universitas terkenal di Madrid. Beliau memiliki perhatian yang sangat besar terhadap Indonesia. Beliau punya usulan program pengiriman dosen-dosen muda Spanyol untuk melanjutkan S2 dan S3 di Indonesia, begitu juga usulan mengenai peluang universitasnya untuk mahasiswa Indonesia yang ingin ambil program S1, S2, maupun S3," ujar Dubes Najib.
Sosok yang dimaksud adalah Javier Gil Perez, Profesor Hubungan International dari Universitas Comillas Pontificia, Madrid.
Dalam pertemuan itu, Gil Perez menyampaikan bahwa Kecintaaannya terhadap Indonesia membuat universitasnya memberikan kesempatan padanya untuk berhubungan dengan Indonesia.
"Sebagai profesor hubungan internasional, saya memiliki passion untuk mendekatkan lagi Spanyol dengan Indonesia. Saya rasa, (masyarakat) Spanyol perlu mengetahui lebih banyak tentang Indonesia, dan di sisi lain Indonesia perlu tahu lebih banyak tentang Spanyol. Jadi saya rasa kita perlu meningkatkan hubungan ini," tutur Gil Perez.
Ia mengisahkan bahwa tiga tahun yang lalu sebelum pandemi, universitas tempatnya mengajar di Madrid menandatangani kesepakatan dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Kemudian pihaknya mengirimkan pelajar Spanyol untuk melanjutkan studi sarjannanya di UGM. "Dan di saat bersamaan kami menerima pelajar dari UGM untuk meneruskan studinya di sini, di Madrid," katanya.
Selain Gil Perez, Dubes Nadjib juga menerima kunjungan Presiden Yayasan Nusantara di hari yang sama.
"Beliau adalah Francisco Jopez Jurado, dari Yayasan Nusantara, yang sudah banyak melakukan kegiatan di berbagai tempat. Mulai di Aceh, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali, dan NTT. Beliau silaturahim melaporkan berbagai aktivitasnya yang sudah berlangsung," ujar Dubes Najib.
Fransisco yang sangat fasih berbicara dalam bahasa Indonesia ini menuturkan bahwa sejauh ini ia begitu dekat dengan Indonesia.
"Sudah 12 tahun saya kerja dengan anak-anak dan remaja di seluruh Indonesia, dari Banda Aceh sampai Flores. Kami berkolaborasi dengan Taruna Indonesia, dan kami fokus dengan bidang sosial dan bisnis dengan anak-anak yang sudah mulai jadi dewasa. Mereka perlu bantuan untuk jadi orang lebih baik dan bisa membantu Indonesia," kata Fransisco.
Ia mengisahkan banyak proyek UMKM yang ia bawa untuk membantu banyak anak Indonesia. Sampai saat ini, ada 4 orang yang sudah selesai dengan bantuan dari Yayasan Nusantara. Salahnya seorang perawat di Bandung yang saat ini berhasil menyelesaikan masternya berkat bantuan yayasannya. Kemudian seorang lagi di Jogja yang saat ini berhasil membuka usaha toko sepatu sepak bola.
"Ada seorang lagi di Bali yang akhirnya punya (usaha) bakery dan seorang lagi berhasil dengan usahanya di bidang pariwisata. Kami sangat senang kalau bisa membantu, dan kai juga berterima kasih atas dukungan kedutaan besar Spanyol, terima kasih," kata Fransisco.
Menurutnya, komunikasi yang baik dan erat harus lebih digalakan lagi untuk meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Spanyol.
Dubes Najib menyampaikan kedatangan mereka adalah sesuatu yang menggembirakan. Ada pembicaraan mengenai join research bisa dilakukan, tukar-menukar mahasiswa maupun dosen, juga informasi lainnya seputar usaha kecil untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
"Kedatangan mereka juga untuk memaparkan bagaimana program-program mendatang bisa berkoordinasi dengan KBRI di Madrid dan dukungan apa yang bisa kita lakukan sehingga aktivitasnya sehingga bisa lebih maksimal dari sebelumnya," kata Dubes.
"Bagi saya sebagai duta besar, ini bagian dari diplomasi sehingga saling Memberikan manfaat saling memberikan pengertian saling memahami dan juga kerjasama di tingkat akar rumput baik dari masyarakat kedua negara maupun perguruan tinggi di dua negara," tutupnya.