Menurut keterangan Perdana Menteri Trinidad dan Tobago Keith Rowley, insiden itu terjadi pada akhir pekan kemarin. Saat itu, petugas penjaga pantai melakukan operasi keamanan dan menemukan kapal berisi migran tersebut melintas. Mereka pun berulangkali memerintahkan pengemudi kapal untuk mematikan mesin.
Namun perintah itu tidak dipatuhi dan kapal terus melaju. Akhirnya petugas penjaga pantai pun menembak ke arah mesin kapal.
Sementara itu pihak penjaga pantai mengklaim bahwa tembakan itu terpaksa mereka lepaskan untuk untuk mencegah kapal menabrak.
Kapal pun berhasil dievakuasi. Namun kemudian, diketahui bahwa tembakan itu mengenai seorang bayi dan ibunya. Bayi itu diidentifikasi sebagai Yaelvis Santoyo Sarabia. Dia meninggal di pelukan ibunya, Darielvis Sarabia.
Sementara Sarabia menderita luka tembak dan dibawa ke rumah sakit dalam kondisi stabil. Namun para pejabat setempat tidak mengatakan bagaimana bayi itu meninggal.
Mengetahui insiden itu, Venezuela sebagai negara tetangga pun buka suara dan menyerukan penyelidikan untuk mengklarifikasi fakta seputar insiden fatal ini.
Insiden itu juga mengundang kecaman dari PBB.
“Tidak boleh ada anak migran yang meninggal, baik bepergian dengan orang tuanya atau sendirian. Tidak ada ibu yang ingin mempertaruhkan nyawa anak-anaknya di kapal kecil di laut dalam, kecuali dia tidak punya pilihan lain,†kata Jean Gough, direktur regional UNICEF di Amerika Latin dan Karibia, seperti dikabarkan
Al Jazeera.
BERITA TERKAIT: