Kutuk Kekerasan Militer di Negara Bagian Kayah, Uni Eropa Siap Bombardir Junta Myanmar dengan Sanksi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 30 Desember 2021, 18:08 WIB
Kutuk Kekerasan Militer di Negara Bagian Kayah, Uni Eropa Siap Bombardir Junta Myanmar dengan Sanksi
Kekerasan militer Myanmar di negara bagian Kayah/Net
rmol news logo Uni Eropa siap menjatuhkan lebih banyak sanksi untuk Myanmar setelah adanya laporan kekerasan yang dilakukan oleh junta terhadap warga sipil pada pekan lalu.

Pada 24 Desember, badan-badan kemanusiaan melaporkan adanya kekerasan yang dilakukan oleh tentara Myanmar di sebuah desa di negara bagian Kayah. Disebutkan terdapat 35 orang, termasuk perempuan, anak-anak, dan pekerja bantuan kemanusiaan, meninggal dunia dibunuh dan dibakar.

"Mengingat meningkatnya kekerasan di Myanmar, diperlukan peningkatan tindakan pencegahan internasional, termasuk embargo senjata," kata Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk urusan luar negeri, Josep Borrell pada Kamis (30/12).

"Uni Eropa juga siap untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap rezim militer," tambahnya, seperti dikutip The Star.

Dalam pernyataannya, Borrell menegaskan, rezim militer di negara bagian Kayah harus bertanggung jawab atas pertumpahan darah tersebut.

Ketegangan di Myanmar setelah militer melakukan kudeta pada Februari. Protes massal terjadi untuk menolak kudeta. Sementara Uni Eropa membekukan aliran bantuan ke Myanmar. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA