Laporan mengenai niat Rusia disampaikan kantor berita
RIA, mengutip pernyataan Pyotr Ilichev , direktur Departemen Kementerian Luar Negeri Rusia untuk organisasi internasional pada Senin (27/12), beberapa hari setelah Bamako membantah kehadiran tentara bayaran Rusia.
Ilichev bahwa Bamako memiliki hak untuk bekerja sama dengan mitra mana pun yang diinginkannya dalam memerangi militan.
“Kami akan terus membela kepentingan sah Bamako di PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan juga memberikan bantuan aktif kepada mitra Mali kami di bidang militer dan teknis militer melalui saluran negara,†kata Ilichev seperti dikutip dari
RT, Selasa (28/12).
Sebelumnya Prancis, Kanada, dan 13 negara Eropa pekan lalu mengecam Moskow karena memfasilitasi dugaan pengerahan kontraktor militer swasta dari Grup Wagner yang didukung Rusia ke Mali , tempat pemerintah memerangi pemberontakan Islam.
Presiden Vladimir Putin sementara itu mengatakan Grup Wagner tidak mewakili negara Rusia, tetapi kontraktor militer swasta memiliki hak untuk bekerja di mana pun di dunia selama mereka tidak melanggar hukum Rusia.
Pemerintah Mali pada hari Sabtu membantah kehadiran tentara bayaran Rusia , tetapi mengatakan bahwa pelatih Rusia berada di sana sebagai bagian dari perjanjian bilateral antara Mali dan Rusia.
Oktober lalu Rusia mengirimkan empat helikopter, senjata dan amunisi dari Rusia ke Mali, bagian dari apa yang dikatakan pemerintah Mali sebagai kesepakatan komersial dengan negara Rusia.
BERITA TERKAIT: