Kepala staf angkatan bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri mengatakan bahwa latihan tersebut digelar sebagai upaya untuk meemberi peringatkan kepada musuh bebuyutan mereka, Israel.
"Latihan ini dirancang untuk menanggapi ancaman yang dibuat dalam beberapa hari terakhir oleh rezim Zionis," kata Bagheri dalam pidato yang disiarkan televisi, seperti dikutip dari
Al-Arabiya, Sabtu (25/12).
“Enam belas rudal membidik dan memusnahkan target yang dipilih. Dalam latihan ini, sebagian dari ratusan rudal Iran yang mampu menghancurkan negara yang berani menyerang Iran dikerahkan,†tambahnya.
Latihan militer yang dijuluki Payambar-e-Azadm, atau 'Nabi Besar', dimulai pada Senin (19/12) di provinsi Bushehr, Hormozgan dan Khuzestan, yang masing-masing menyentuh Teluk.
"Latihan militer adalah peringatan serius bagi pejabat rezim Zionis," kata kepala Korps Pengawal Revolusi Islam Mayor Jenderal Hossein Salami.
"Buat kesalahan sekecil apa pun, kami akan memotong tangan mereka," ujarnya.
Latihan tersebut dilakukan tak lama setelah penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan Rabu bertemu dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, di tengah penentangan Israel terhadap upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015.
Bennett menuduh Iran melakukan "pemerasan nuklir" dan menuduh bahwa keuntungan yang didapat dari keringanan sanksi akan digunakan untuk memperoleh senjata untuk menyakiti orang Israel.
Para pemimpin Israel juga telah mengisyaratkan untuk menyerang Iran.
Sementara Iran mengatakan hanya ingin mengembangkan program nuklir sipil, kekuatan Barat justru mengatakan stok uranium yang diperkaya dapat digunakan untuk mengembangkan senjata nuklir.
BERITA TERKAIT: