Dikenal sebagai Diktator, Mantan Presiden Korsel Chun Dohwan Tutup Usia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 23 November 2021, 08:48 WIB
Dikenal sebagai Diktator, Mantan Presiden Korsel Chun Dohwan Tutup Usia
Mantan Presiden Korea Selatan Chun Dohwan/Net
rmol news logo Mantan Presiden Korea Selatan Chun Doohwan dikabarkan telah meninggal dunia pada usia 90 tahun.

Dari laporan Yonhap, presiden kelima Korea Selatan yang menjabat dari 1980 hingga 1988 ini meninggal di kediamannya di Seoul pada Selasa (23/11) pukul 08.40 waktu setempat.

Pada Agustus lalu, Chun didiagnosis dengan multiple myeloma, sejenis kanker darah yang mempengaruhi sel plasma. namun Penyebab kematiannya masih belum dilaporkan.

Chun naik ke tampuk kekuasaan melalui kudeta militer dan memerintah Korea Selatan sebagai orang kuat. Pada Mei 1980, saat Chun mengkonsolidasikan kekuasaannya atas Korea Selatan, ia memberlakukan darurat militer di seluruh negeri.

Langkah itu memberi isyarat kepada orang Korea bahwa kediktatoran militer lainnya akan diatur untuk memerintah negara itu dan mendorong warga di kota Gwangju untuk memobilisasi.

Peristiwa tersebut kemudian dikenal sebagai Gerakan Demokratisasi Gwangju. Chun segera mengirim pasukan untuk mengakhiri gerakan dan menyebabkan pembantaian berdarah yang mengakibatkan kematian 4.900 orang.

Insiden itu membuatnya mendapat julukan, "Penjagal Gwangju".

Kepresidenan Chun dimulai dengan dia menghapus semua partai politik, membatasi kebebasan pers, dan memberlakukan konstitusi baru.

Pada1983, Korea Utara mencoba pembunuhan Chun yang gagal yang mengakibatkan kematian 21 orang.

Sementara Chun memerintah Korea Selatan sebagai diktator militer, dia tidak mencoba mengubah pemerintahannya menjadi jabatan seumur hidup. Konstitusi yang dia buat pada tahun 1981 membatasi presiden untuk satu masa jabatan tujuh tahun, yang akhirnya dia hormati.

Chun telah merencanakan untuk menyerahkan negara itu kepada anak didiknya, Roh Taewoo. Pada tahun 1987, ketika Roh ditunjuk sebagai calon presiden, hal itu memicu demonstrasi pro-demokrasi di seluruh Korea Selatan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA