Hal itu diungkap oleh salah satu pegawai kementerian pada Kamis (16/9), kepada
Sputnik.
"Empat perempuan tidak diizinkan memasuki gedung," ujar karyawan itu.
Setelah ditolak, para perempuan itu berniat melakukan aksi protes di dekat kementerian.
Usai merebut kekuasaan pada pertengahan Agustus lalu, Taliban berjanji untuk membentuk pemerintahan yang inklusif, dan menghormati hak-hak perempuan.
Baru-baru ini, Taliban juga mengizinkan perempuan untuk kembali bersekolah meski harus dibedakan dengan laki-laki. Namun perempuan belum diizinkan untuk kembali bekerja.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: