Universitas-universitas swasta di Afghanistan bersiap untuk kembali dibuka awal pekan ini, namun dengan aturan dan pembatasan yang lebih ketat. Salah satunya adalah pemisahan ruang atau tempat duduk bagi mahasiswa dan mahasiswi.
Aturan tersebut menyebabkan banyak ruang kelas di kampus di Afghanistan kini dipisah dengan tirai, untuk membatasi tempat duduk mahasiswa dan mahasiswi.
Aturan ini dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan Tinggi Taliban Sheikh Abdul Baqi Haqani pada Jumat (3/9). Melalui surat edaran, dia menggarisbawahi sejumlah aturan yang wajib diberlakukan di seluruh universitas swasta di Afghanistan.
Di antara aturan tersebut adalah pemisahan ruang kelas dan penerapan aturan mahasiswi harus mengenakan jilbab hitam di kampus. Taliban tidak menjelaskan secara spesifik jilbab seperti apa yang harus digunakan. Namun, merujuk pada definisi jilbab atau hijab atau dalam bahasa setempat disebut
hejab, secara umum bagi masyarakat Afghanistan adalah pakaian tertutup dan tidak ketat serta penutup kepala atau kerudung.
Aturan lain yang diberlakukan adalah transportasi untuk wanita harus tertutup sepenuhnya dengan tirai dan jika pihak universitas tidak mengikuti aturan ini, maka mereka akan mendapatkan tekanan besar dan Taliban siap untuk memantau kegiatan mereka.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: