Sejak awal pekan ini, bandara itu berada di bawah kendali Taliban, setelah ditinggalkan oleh Amerika Serikat yang menyelesaikan penarikannya dari Afghanistan pada Selasa (31/8).
Untuk membantu pengelolaan dan layanan kontrol lalu lintas udara, Taliban kemudian menjajaki pembicaraan dengan Qatar dan Turki untuk membantu teknis di bandara.
Pembicaraan pun berbuah manis. Taliban mengumumkan pada Kamis (2/9) bahwa mereka siap untuk membuka kembali bandara dalam dua hari ke depan dan penerbangan pun akan kembali diizinkan.
Selain itu, Taliban juga memastikan bahwa mereka yang memiliki dokumen legal akan diperbolehkan untuk meninggalkan Afghanistan.
Terkait dengan pengamanan bandara, Badri 313 Batalyon, yakni pasukan khusus Taliban mengambil tanggungjawab bandara.
Sedangkan terkait masalah teknis, Taliban akan meminta bantuan Qatar dan Turki untuk mengambil tanggungjawab teknis.
BERITA TERKAIT: