Untuk membantu dialog perdamaian bagi Afghanistan, pada awal pekan ini Amerika Serikat mengirim utusan Afghanistan Zalmay Khalilzad untuk bertemu dengan para pemimpin Taliban di Qatar. Pada pertemuan itu, Khalilzad akan menuntut Taliban agar menghentikan serangan yang sedang berlangsung dan membahas cara-cara untuk mencapai penyelesaian politik di Afghanistan.
Namun di tengah situasi tersebut, Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengeluarkan komentar yang memicu kontroversi. Ketika ditanya tentang apakah Taliban memiliki kepentingan dalam mencapai resolusi damai dalam pertemuan di Qatar, Psaki menjawab bahwa utusan Taliban harus mempertimbangkan peran yang ingin mereka mainkan dalam komunitas internasional.
“Taliban juga harus membuat penilaian tentang apa yang mereka inginkan dari peran mereka dalam komunitas internasional,†kata Psaki pada Rabu (11/8), seperti dikabarkan
Russia Roday
Pasalnya, Psaki mengingatkan bahwa organisasi internasional akan mengawasi dengan cermat bagaimana perilaku Taliban dan bukan tidak mungkin menghukum mereka jika memungkinkan.
Pernyataan Psaki mengenai peran Taliban di dunia menuai kritik. Sejumlah tokoh dan kelompok konservatif menganggapnya tidak berhubungan, karena Taliban memiliki sedikit minat pada citranya di ranah internasional.
"LOL (
laugh out loud/ekspresi untuk tertawa terbahak-bahak),
ya Taliban benar-benar peduli bagaimana mereka dilihat oleh komunitas internasional. Orang-orang ini hidup di dunia badut/mimpi," begitu kritik yang dilontarkan oleh pebisnis yang juga merupakan putra sulung mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yakni Donald John Trump Jr. di akun Twitternya.
"Mungkin Psaki harus tinggal di sana dan mencoba meyakinkan mereka untuk peduli. Saya ingin tahu seberapa banyak mereka akan mengindahkan nasihatnya," sambungnya.
Kritik serupa dilontarkan oleh mantan U.S. Army Reserve Captain Montgomery J. Granger di akun Twitternya.
"Taliban bisa memutuskan apa yang mereka inginkan untuk peran mereka secara internasional? Saya pikir salah satu alasan kami (Amerika Serikat) keluar (dari Afghanistan) adalah karena Taliban adalah nasionalis teritorial dan tidak tertarik dengan apa yang terjadi di luar perbatasan mereka," tulisnya.
Di sisi lain, pemerintah Afghanistan juga telah menyuarakan skeptisisme mendalam atas prospek negosiasi damai ketika Taliban mulai menguasai sebagian wilayah Afghanistan. Jurubicara Presiden Afghanistan mengatakan kepada
Bloomberg pada awal pekan ini bahwa kelompok itu hanya tertarik untuk mencoba merebut kekuasaan dengan paksa dan para pemimpin Taliban tidak percaya pada pembicaraan damai.
Bulan lalu, Presiden Afghnistan Ashraf Ghani juga telah menegaskan bahwa Taliban tidak memiliki keinginan untuk perdamaian.
BERITA TERKAIT: