Bahkan baru-baru ini, China menggunakan keberhasilan peluncuran roket tersebut pada 29 April lalu untuk "mencemooh" India.
Di Weibo pada 1 Mei lalu, akun resmi Komite Urusan Politik dan Hukum Pusat Partai Komunis atau Zhongyang Zhengfawei mengunggah dua foto yang disandingkan. Foto pertama ketika China meluncurkan Long March 5B ke luar angkasa, sedangkan foto kedua adalah petugas medis India yang mengkremasi pasien Covid-19 secara massal.
"China menyalakan api versus India menyalakan api," ujar akun tersebut, disertai tagar bahwa kasus Covid-19 di India sudah melampaui 400 ribu per hari.
Unggahan tersebut sontak memicu banyak kritik, dianggap tidak pantas dan tidak memiliki empati terhadap situasi yang menimpa negara tetangga.
Unggahan kemudian dihapus, meski tangkapan layarnya masih beredar di jagat dunia maya.
Sebuah artikel opini yang diunggah oleh jurnalis Raghav Bikhchandani di
The Print pada Jumat (7/5), menyebut China langsung mendapatkan "karma" atas pernyataannya.
Itu lantaran bagian inti dari roket Long March 5B hilang kendali setelah melepaskan modul Tianhe. Roket kemudian mengorbit hingga jatuh di Samudra Hindia pada Minggu (9/5).
Badan antariksa China menyebut sebagian besar komponennya hancur terbakar ketika terjun bebas di atmosfer Bumi.
"Karma bisa menjadi pernyamarataan," tulis Bikhchandani.