Biden Sebut Putin Pembunuh, Rusia Panggil Pulang Dubesnya Di Washington

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 18 Maret 2021, 09:14 WIB
Biden Sebut Putin Pembunuh, Rusia Panggil Pulang Dubesnya Di Washington
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin/Net
rmol news logo Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS), Anatoly Antonov telah dipanggil pulang ke Moskow untuk membahas ketegangan hubungan dengan Washington.

Menurut Kedutaan Besar Rusia di Washington pada Rabu (17/3), Antonov dilaporkan akan terbang ke Moskow pada 20 Maret, seperti dilaporkan Sputnik.

"Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat A.I. Antonov akan terbang ke Moskow pada 20 Maret untuk konsultasi. Selama pertemuan di Kementerian Luar Negeri Rusia dan departemen lain direncanakan untuk membahas cara-cara untuk memperbaiki hubungan Rusia-Amerika yang sedang dalam krisis,"  ujar kedutaan.

Kedutaan juga mengatakan, pernyataan para pemimpin AS telah membahayakan hubungan Moskow dan Washington.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan, AS membuat hubungan Moskow dan Washington menemui jalan buntu alam beberapa tahun terakhir.

"Karena fakta bahwa suasananya sudah cukup panas, saya hanya akan mengatakan bahwa saya tidak dapat mengingat hal seperti itu," tambahnya.

Penarikan Antonov dilakukan setelah AS menuding Moskow berusaha ikut campur dalam pilpres AS 2020. Kemudian Presiden Joe Biden, dalam wawancaranya dengan ABC News pada Rabu, menyebut Presiden Vladimir Putin sebagai pembunuh.

Ketika itu, Biden mengatakan, Putin akan mendapatkan konsekuensi karena berupaya mengintervensi pilpres AS, dengan mendorong kemenangan Donald Trump.

"Dia akan membayar harganya," ujar Biden dalam wawancara kepada ABC News.

"Kalian akan lihat sebentar lagi," tambahnya, ketika ditanya apa konsekuensi yang akan dihadapi oleh Moskow.

Dalam kesempatan yang sama, Biden mengatakan ia telah mengenal Putin selama sepak terjangnya di dunia politik. Lantaran, ia menyebut, hal terpenting ketika berurusan dengan para pemimpin asing adalah mengenalnya.

"Saya cukup mengenalnya," kata Biden.

Biden pun mengatakan, ia tidak yakin bahwa Putin memiliki hati. Ia bahkan setuju ketika ditanya apakah Putin seorang pembunuh.

Berdasarkan laporan intelijen AS yang dirilis pada Selasa (16/3), ditemukan upaya Rusia untuk membantu Trump memenangkan pilpres. Laporan setebal 15 halaman itu juga menyebut Putin ikut mengawasi, setidaknya menyetujui, upaya campur tangan Moskow. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA