Pernyataan tersebut datang saat Pangeran Faisal melakukan konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Riyadh, pada Rabu (10/3).
"Serangan semacam itu membutuhkan sikap yang kuat dari komunitas internasional dalam menghadapi para pelakunya," ujarnya, merujuk pada serangan baru-baru ini yang dilakukan oleh milisi Houthi terhadap fasilitas Saudi Aramco, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Rabu (10/3).
"Upaya harus digabungkan untuk menghentikan sumber berlanjutnya konflik (di Yaman), yang paling penting adalah Iran, karena memasok milisi Houthi dengan senjata canggih, termasuk rudal balistik dan drone yang dijebak jebakan," tambahnya. .
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa milisi Houthi yang didukung Iran menembakkan drone bermuatan bahan peledak di Pelabuhan Ras Tanura, lokasi kilang dan fasilitas pemuatan minyak lepas pantai terbesar di dunia, kata pihak berwenang Saudi pada hari Minggu (7/3).
"Komunitas internasional harus memiliki sikap tegas untuk menghentikan aliran senjata yang berkelanjutan ke milisi Houthi dan mencegah ekspor senjata ke Yaman, karena ini adalah pelanggaran resolusi PBB dan menegaskan bahwa embargo senjata terhadap Iran harus diperpanjang," kata Menlu.
"Kerajaan tidak akan pernah ragu untuk melindungi keamanan dan warganya, dan akan terus menangani ancaman dengan efektivitas, ketegasan dan kekuatan, dan prioritas kami adalah melakukan gencatan senjata di Yaman untuk mendukung upaya utusan PBB," Menteri luar negeri Saudi menyimpulkan.
Kabinet Arab Saudi sebelumnya bahkan mengatakan, bahwa serangan baru-baru ini oleh Houthi Yaman terhadap fasilitas minyak Kerajaan sekaligus menargetkan ekonomi dunia.
BERITA TERKAIT: