Pasangan Suami Isteri China Harus Bayar Denda Lebih Dari Seratus Ribu Dolar AS Karena Punya Anak Lebih Dari Dua

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 25 Desember 2020, 15:16 WIB
Pasangan Suami Isteri China Harus Bayar Denda Lebih Dari Seratus Ribu Dolar AS Karena Punya Anak Lebih Dari Dua
Kota setingkat prefektur Ziyang di provinsi Sichuan timur, China/Net
rmol news logo Pasangan suami isteri di daerah Anyue, Ziyang, Provinsi Sichuan di China Barat Daya, terpaksa harus menerima hukuman berupa denda sebesar 718.080 yuan atau setara 109.787 dolar AS, hampir 10 tahun setelah mereka memiliki anak ketujuh, di mana itu melanggar kebijakan dua anak yang berlaku di negara itu.

Media lokal melaporkan, suami isteri itu memiliki anak perempuan pertama mereka pada tahun 1990, dan telah melahirkan lima anak lainnya sampai mereka akhirnya memiliki anak ketujuh, yang kesemuanya adalah laki-laki, pada April 2009.

Namun, pihak berwenang setempat memulai penyelidikan atas perilaku persalinan ilegal pasangan tersebut pada November 2018, dan memutuskan agar mereka membayar 'biaya pemeliharaan sosial'.

Biaya pemeliharaan sosial adalah biaya administratif yang dikenakan pada pasangan yang memiliki anak tambahan di luar kebijakan dua anak Tiongkok saat ini.

Pasangan itu, bagaimanapun, hampir tidak mampu membayar penalti dengan hanya mengandalkan penghasilan tunggal dari sang suami yang bermarga Liu untuk menghidupi keluarga.

Liu kemudian mengajukan permohonan untuk membayar denda dengan mencicil tetapi tetap saja dia tidak dapat memenuhi pembayaran cicilan tersebut.

Menanggapi itu, otoritas kesehatan sedang mempertimbangkan untuk menyusun ulang hukuman karena mereka juga percaya bahwa tidak praktis mengharapkan keluarga Liu untuk membayar denda dalam keadaan mereka saat ini.

Kabar tersebut memicu kontroversi di internet dengan banyak yang berpendapat bahwa hukuman tersebut bertentangan dengan perubahan struktur penduduk di masyarakat China.

Alih-alih dihukum, netizen justru menyarankan agar pasangan diberi penghargaan, karena angka kelahiran China saat ini sedang mengalami penurunan.

Pendapat ini digaungkan oleh Huang Wenzheng, seorang ahli demografi dan peneliti senior dari wadah pemikir Center for China and Globalization, yang mengatakan bahwa hukuman akan mengirimkan sinyal yang salah, karena dalam keadaan saat ini, persalinan justru dianjurkan di China.

Wakil NPC Huang Xihua, dari Provinsi Guangdong China Selatan, mengusulkan agar pemerintah menghapus kebijakan hukuman bagi keluarga yang memiliki lebih dari dua anak.

Banyak kota di seluruh negeri cenderung melonggarkan peraturan dalam beberapa tahun terakhir meskipun biaya pemeliharaan sosial masih diberlakukan di banyak tempat. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA