Pandemi, Aksi Pengutilan Bahan Makanan Di AS Meningkat Tajam

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 11 Desember 2020, 12:01 WIB
Pandemi, Aksi Pengutilan Bahan Makanan Di AS Meningkat Tajam
Ilustrasi/Net
RMOL. Aksi pengutilan di AS dilaporkan mengalami peningkatan tajam selama berlangsungnya pandemi virus corona. Meningkatnya pengangguran yang berkelanjutan dan kelangkaan pangan yang secara historis mencapai tingkat tinggi di Amerika Serikat, diduga menjadi penyebabnya.

Survei Biro Sensus AS pada akhir Oktober dan awal November mencatat, kira-kira 1 dari 8 orang dewasa Amerika (lebih dari 25 juta) melaporkan mereka kadang-kadang atau sering tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan dalam seminggu terakhir.

Sementara The Washington Post melaporkan bahwa aksi mengutil meningkat secara signifikan di daerah dengan tingkat pengangguran yang tinggi.

“Ada korelasi historis yang terkenal antara pengangguran dan pencurian,” kata Fabien Tiburce, kepala eksekutif IA, yang menyediakan perangkat lunak pencegahan kerugian kepada pengecer, seperti dikutip dari Forbes, umat (11/12).

Di Philadelphia misalnya, laporan pencurian ritel meningkat sekitar 60 persen pada bulan Maret dan terus meningkat hingga setidaknya Juli, menurut data polisi.

Sebuah studi baru oleh yang dilakukan Business.org menunjukkan bahwa 40 persen pemilik usaha kecil mengatakan pengutilan telah meningkat sejak awal pandemi.

Selama delapan bulan pertama pandemi, ada lonjakan 222 persen perampokan dan 10 persen peningkatan perampokan di dalam bodegas dan toko sudut Kota New York, menurut data departemen kepolisian yang diperoleh New York Times.

The Washington Post mencatat bahwa barang-barang yang dicuri selama pandemi sebagian besar adalah bahan makanan pokok seperti roti, pasta, dan susu formula .

“Kami melihat peningkatan kejahatan berdampak rendah,” kata Jeff Zisner, kepala eksekutif firma keamanan tempat kerja Aegis.

Minggu lalu, Petugas Nicholas King dari Departemen Kepolisian Auburn di Negara Bagian Washington dikirim ke Walmart setempat setelah menerima laporan aksi pengutilan. Setibanya di sana, dia diberitahu bahwa seorang ibu ditahan di kantor keamanan toko karena mencuri pakaian hangat dan makanan untuk kelima anaknya.

King, seorang veteran militer, memutuskan untuk membayar barang-barang tersebut seraya mengatakan bahwa dia butuh belas kasihan, bukan penegakan hukum.

“Mengutil menjadi jauh lebih sulit selama pandemic,” kata Joo Park , seorang manajer di Capitol Supermarket di Washington DC.

“Orang-orang akan berkata, 'Saya hanya lapar.' Lalu apa yang Anda lakukan?” tanyanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA