Survei: Lebih Dari Setengah Populasi Inggris Tidak Percaya Bahwa Pemerintah Bisa Menangani Pandemik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 07 Desember 2020, 07:03 WIB
Survei: Lebih Dari Setengah Populasi Inggris Tidak Percaya Bahwa Pemerintah Bisa Menangani Pandemik
Tanda peringatan wajib masker di stasiun kereta Waterloo di pusat kota London, Juni 2020/Juni
rmol news logo Masyarakat di Inggris menyatakan mereka tidak sepenuhnya percaya bahwa pemerintah bisa mengendalikan penyebaran virus corona. Para pejabat dianggap gagal mempersiapkan gelombang kedua.

Pernyataan itu didapat dari hasil sebuah survei yang dilakukan pada akhir November 2020 terhadap 2.244 penduduk yang diwawancara dengan kisaran usia 16-75 tahun.

King's College London dan Ipsos MORI mendapati hasil survey yang menunjukkan bahwa sebanyak 57 orang Inggris tidak  mempercayai pemerintah, dan hampir dua pertiganya, yaitu 64 persen, mengatakan bahwa para pejabat telah gagal mempersiapkan diri, seperti dilaporkan oleh RT, Minggu (6/12).

Proporsi mereka yang tidak mempercayai pemerintah pada masalah Covid-19 telah berlipat ganda sejak dimulainya pandemi delapan bulan lalu, kata para peneliti.

“Kepercayaan publik telah menurun. Sekarang, untuk pertama kalinya, mayoritas mengatakan mereka tidak mempercayai penanganan pandemik yang dilakukan pemerintah," Bobby Duffy, direktur Institut Kebijakan di King's College London.

Enam puluh delapan persen orang yang disurvei setuju bahwa tanggapan pemerintah terhadap Covid-19 membingungkan dan tidak konsisten, sementara 51 persen menganggapnya sebagai "penghinaan nasional" dan setengah dari responden mengatakan mereka marah kepada pemerintah atas cara pemerintah menangani pandemi.

Namun, meski banyak keluhan, 44 persen tetap menyatakan mendukung pendekatan pemerintah saat ini, sementara 25 persen menyatakan menentang.

Perdana Menteri Boris Johnson dan kabinetnya dikritik habis-habisan karena masalah-masalah seperti tingginya angka kematian di panti jompo dan pesan yang beragam tentang bagaimana masyarakat harus bersikap selama krisis.

Pada bulan Oktober, ketua Partai Buruh Keir Starmer mengecam PM karena "kehilangan kendali atas virus".

Baru-baru ini, beberapa pejabat lokal memperingatkan bahwa sistem tiga tingkat penguncian regional Johnson memiliki efek yang melumpuhkan ekonomi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA