Asisten presiden Azerbaijan, Hikmet Hajiyev mengatakan pasukan Armenia telah meluncurkan dua rudal jarak menengah 300 kilometer di wilayah Khizi dan Absheron.
Sebelumnya, Hajiyev juga mengumumkan bahwa Mingachevir, sebuah kota industri di Azerbaijan, juga menjadi sasaran serangan rudal Armenia.
Pertempuran hebat antara Armenia dan Azerbaijan sendiri mencapai titik didih pada Sabtu (3/10), ketika Baku mengakuisisi delapan desa yang dibalas oleh tembakan roket oleh Armenia.
Ketika itu, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengaku roket Armenia telah menargetkan kota Terter dan Horadiz, juga kota terbesarnya, Ganja.
Pada Minggu pagi, jurubicara Kementerian Pertahanan Armenia, Artsrun Hovhannisyan mengatakan, pasukan Azerbaijan menyerang kota Stepanakert dengan roket sebagai pembalasan hingga listrik di sana padam.
Pertempuran sengit yang terjadi di Nagorno-Karabakh kali ini merupakan kelanjutan dari bentrokan yang terjadi antara kedua pasukan pada Minggu (27/9). Sejak insiden tersebut, sebanyak 240 orang meninggal dunia, termasuk 30 warga sipil.
Di tengah-tengah pertempuran, banyak negara telah menyerukan gencatan senjata karena dikhawatirkan dapat meluas menjadi perang yang menyedot kekuatan Turki dan Rusia.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron telah memperingatkan Turki yang mendukung Azerbaijan karena telah mengirimkan para pejuang Suriah ke Nagorno-Karabakh, yang menambah kompleksitas konflik.
Baru-baru ini, Minggu, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev telah menetapkan syarat untuk menghentikan sengketa di Nagorno-Karabakh.
Dalam pidatonya, Aliyev mengatakan, pasukan Armenia harus meninggalkan Nagorno-Karabakh. Yerevan juga harus mengakui keutuhan wilayah Azerbaijan, memintaa maaf kepada rakyat Azerbaijan, dan mengakui bahwa Nagorno-Karabakh bukan bagian dari wilayah Armenia.
BERITA TERKAIT: