Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Segei Lavrov kepada Presiden Siprus, Nicos Anastasiades di Nicosia pada Selasa (8/9).
"Sejauh menyangkut hubungan Anda dengan Turki, kami siap untuk mempromosikan dialog, yang secara pragmatis didasarkan pada kepentingan bersama dan dalam mencari keputusan, yang akan adil dan berdasarkan hukum internasional," ujar Lavrov seperti dimuat
CNA.
Ketegangan selama puluhan tahun antara Turki dan Siprus yang didukung oleh Yunani memuncak pada tahun ini, ketika Ankara melakukan eksplorasi energi di Laut Mediterania Timur.
Siprus sendiri terpecah pada 1974 menjadi dua bagian, komunitas Turki dan Yunani. Turki tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Siprus, alih-alih mendukung undang-undang Siprus Turki yang memisahkan diri di utara pulau.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: