Menteri Pendidikan Ghana, Matthew Opoku Prempeh, mengatakan bahwa sekolah-sekolah di negara itu tidak akan dilanjutkan sepenuhnya selama pandemi Covid-19 terus menyebar, seperti dilaporkan
News Ghana, Jumat (7/8).
Prempeh menyampaikan, menurut studi yang dilakukan oleh komunitas ilmiah tentang sifat dan perilaku virus, membuat pembukaan kembali sekolah akan berbahaya karena akan menjadi lahan subur untuk penyebaran cepat di kalangan siswa. Ia memandang hal itu sangat membahayakan kehidupan masyarakat.
"Begitu Covid-19 tetap berada di sini bersama kita semua, siswa tidak akan diminta untuk melanjutkan pembelajaran tatap muka sepenuhnya, karena itu adalah lahan subur untuk penyebaran," kata Opoku Prempeh.
Pemerintah akan mengambil keputusan tentang bagaimana menjalankan tahun ajaran baru, tapi itu setelah siswa tahun terakhir di sekolah menengah pertama dan atas negeri serta mereka yang berada di perguruan tinggi menyelesaikan berbagai ujian mereka, menurut Prempeh.
Prempeh meyakinkan publik bahwa jajarannya telah memberlakukan langkah-langkah yang tepat agar sekolah bisa dibuka kembali. Protokol kesehatan sedang digalakkan untuk mengakomodasi siswa tahun terakhir agar mereka dapat menulis ujian mereka.
Sementara, Presiden Ghana Nana Addo Dankwa Akufo-Addo telah mengeluarkan perintah penutupan sekolah pada 16 Maret lalu setelah negara Afrika Barat itu mencatat kasus pertama Covid-19.
Pengumuman tersebut menghentikan semua kegiatan akademik secara tiba-tiba hingga tiga bulan setelah pemimpin Ghana tersebut meminta agar siswa tahun terakhir di perguruan tinggi, sekolah menengah atas, dan sekolah menengah pertama, kembali ke sekolah masing-masing pada tanggal 15, 22 dan 29 Juni untuk menulis tugas akhir mereka.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.