Tanpa Jarak Sosial, Puluhan Ribu Warga Rusia Gelar Aksi Marah Pada Putin

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 26 Juli 2020, 10:05 WIB
Tanpa Jarak Sosial, Puluhan Ribu Warga Rusia Gelar Aksi Marah Pada Putin
Puluhan ribu warga Rusia gelar aksi protes di Kota Khabarovsk pada Sabtu, 25 Juli 2020/Net
rmol news logo Protes akhir pekan terhadap pemerintahan Presiden Rusia, Vladmir Putin terus berlanjut hingga minggu ketiga secara berturut-turut. Puluhan ribu orang berkumpul di Khabarovsk.

Otoritas Kota Khabarovsk memperkirakan, ada sekitar 6.500 orang yang berpartisipasi dalam protes yang terjadi pada Sabtu (25/7). Namun sebuah media lokal mencatat jumlahnya mencapai 20 ribu. Sementara media lain dan oposisi menyebutnya 50 ribu.

Yang jelas, protes tersebut merupakan yang terbesar sejauh ini, selama pandemik Covid-19 berlangsung.

Protes yang dilakukan oleh puluhan ribu orang tersebut dipicu oleh penahanan Gubernur Khabarovsk, Sergei Furgal, atas tuduhan pembunuhan yang telah dibantahnya.

Melansir Reuters, menurut pendukung Furgal yang merupakan anggota partai LDPR nasional, penangkapan tersebut diwarnai motivasi politik. Lantaran isu pembunuhan tersebut terjadi ketika masa revolusi, ketika tidak ada pejabat Rusia yang "bersih".

Alih-alih, penangkapan Furgal dikarenakan ia telah mengalahkan seorang kandidat dari Partai Rusia Bersatu yang dipimpin oleh Putin pada 2018.

Kemarahan warga kemudian semakin menjadi ketika pada Senin (20/7), Putin menunjuk gubernur baru. Ia adalah Mikhail Degtyaryov.

Kepemimpinan di Khabarovsk menjadi sangat penting karena kota tersebut adalah yang terbesar kedua di Rusia.

Dalam aksinya, para pemrotes menuntut agar Putin dan Degtyaryov mengundurkan diri. Para pengunjuk rasa meneriakkan, "Putin mengundurkan diri!" dan "Putin adalah pencuri!".

"Kembalikan Furgal kami. Ia adalah pilihan kami," ujar seorang wanita pengunjuk rasa bernama Viktoria.

Dari foto dan video yang tersebar di berbagai media, banyak pengunjuk rasa yang tidak mengenakan masker dan tidak mematuhi aturan jarak sosial untuk menghindari infeksi Covid-19.

Aksi protes tersebut tentu menambah sakit kepala Kremlin yang saat ini tengah menghadapi pandemik Covid-19 dan dampaknya terhadap ekonomi.

Perhitungan Universitas Johns Hopkins pada Minggu (26/7) menunjukkan, Rusia sudah mencatatkan 805.332 kasus Covid-19 dengan 13.172 kematian. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA