Seniman tersebut dikenal sebagai "Brother Nut". Ia sedang menjalankan proyek #shupupfor30days, yaitu menutup mulutnya selama 30 hari.
Pernah ia membungkam mulutnya dengan sebuah lakban hitam, ia kemudian tulisi "404", merujuk pada kode eror untuk halaman web yang tidak ditemukan. Aksinya tersebut memang untuk memprotes blokir dan sensor yang dilakukan oleh pemerintah China terhadap konten online.
"Jika Anda bertanya kepada saya bagaimana seorang seniman harus mencerna perlakuan tidak adil, seperti kekerasan atau sensor, reaksi pertama saya adalah: terus berjuang, dengan seni," ujarnya seperti dikutip
Reuters.
Brother Nut memang dikenal sebagai seniman yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Pria berusia 39 tahun tersebut selalu mencoba untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai masalah-masalah sosial yang ada di sekitar.
"Kadang-kadang, saya merasa pekerjaan saya mirip dengan LSM atau jurnalis, berusaha meningkatkan kesadaran tentang masalah sosial dan gerakan untuk menghadapinya," ujar seniman berambut panjang tersebut.
Pada 2018, ia pernah mengundang band heavy metal untuk bermain di sebuah desa yang tercemar logam berat, mendorong otoritas lingkungan setempat menyelidiki pencemaran tersebut.
Ia juga pernah melakukan aksi obor bertajuk "Good Luck Beijing" ketika banyak investor yang terjerat dalam penipuan keuangan. Aksi tersebut membuatnya ditahan selama 10 hari oleh polisi.
Memang ancaman dan panggilan polisi sudah menjadi biasa baginya. Pria yang tidak ingin mempublikasikan nama aslinya tersebut mengaku, hal tersebut justru semakin memacunya melakukan aksi, alih-alih takut.
Dalam aksi diam selama satu bulan kali ini, Brother Nut menambah deretan kritik yang menghantam pemerintahan Presiden Xi Jinping terhadap kebebasan berpendapat.
Sejumlah tokoh pun diketahui ditangkap karena mengkritik pemerintah atas penanganan wabah Covid-19.
BERITA TERKAIT: