Presiden Prancis Emmanuel Macron yang saat ini sedang menghadiri acara puncak pertemuan Uni Eropa di Brussels, Jerman, menyatakan dukungan kepada para pemadam kebakaran yang berjuang untuk memadamkan api.
“Setelah Notre-Dame, kini Katedral St. Peter dan St. Paul terbakar. Kita semua mendukung para pemadam kebakaran yang mengambil semua risiko untuk menyelamatkan permata Gotik,†ungkapnya, seperti dikutip dari
Reuters, Sabtu (18/7).
Kebakaran di katedral yang dibangun sejak abad ke-15 itu telah meledakkan jendela kaca patri dan menghancurkan organ besar yang ada di dalamnya. Para pejabat mengatakan mereka mencurigai adanya unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut.
Jaksa Pierre Sennes mengatakan kepada wartawan bahwa tiga kebakaran telah terjadi di lokasi itu. Pihak berwenang mengatakan insiden itu sebagai tindakan kriminal meski tidak memberikan detail lainnya.
Para pejabat terkait segera melakukan penyelidikan atas peristiwa kebakaran.
Kebakaran dimulai pada Sabtu dini hari, kobaran api besar melahap bagian dalam katedral. Api baru bisa dipadamkan oleh puluhan petugas pemadam kebakaran setelah berjuang selama beberapa jam. Asap masih nampak keluar dari struktur Gothic pada Sabtu pagi.
Peristiwa kebakaran terjadi lebih dari setahun setelah kebakaran besar di Katedral Notre-Dame di Paris, yang menghancurkan atap dan puncak menara utamanya.
Kepala pemadam kebakaran setempat, Laurent Ferlay, mengatakan kepada wartawan bahwa 104 petugas pemadam kebakaran masih berada di lokasi itu untuk memastikan bahwa api benar-benar terkendali.
“Kami tidak berada dalam skenario Notre-Dame de Paris. Atapnya belum tersentuh,†kata Ferlay.
Seorang agen koran yang berada tepat di depan katedral, Jean-Yves Burban, mengatakan bahwa dia sedang berada di tempat usahanya saat dirinya mendengar suara keras sekitar pukul 07:30 pagi waktu setempat. Dia pergi keluar untuk melihat api besar yang datang dari dalam gedung.
“Saya terguncang karena saya sudah di sini delapan tahun dan saya melihat katedral setiap pagi dan sore. Ini katedral kami dan air mataku berlinang,†ungkapnya.
Kebakaran besar pernah melanda Katedral bersejarah itu pada 1972, dan telah menghancurkan atapnya kala itu. Akhirnya gereja tersebut dibangun kembali 13 tahun kemudian dengan struktur beton untuk menggantikan atap kayu kuno.
“Api tahun 1972 ada di pikiran kita, tetapi kejadian saat ini tidak dapat dibandingkan," kata Walikota Nantes, Johanna Rolland.
BERITA TERKAIT: