Jean-Claude Gérard dari Université de Liège di Belgia mengungkapkan rasa suka citanya terhadap penemuan ini.
"Salah satu emisi paling terang yang terlihat di Bumi berasal dari cahaya malam, khususnya dari atom oksigen yang memancarkan panjang gelombang cahaya tertentu yang belum pernah terlihat di sekitar planet lain," katanya, seperti dikutip dari
Sputnik, Selasa (16/6).
"Di sisi lain, emisi ini diprediksi telah ada di Mars selama sekitar 40 tahun. Terima kasih kepada TGO, berkat bantuannya kami berhasil menemukannya," ujar Gerard yang juga menjadi pemimpin penulis penelitian ini.
Emisi hijau adalah karakteristik oksigen. Aurora berbeda dengan cahaya malam. Menurut Gerard, cahaya malam disebabkan oleh interaksi sinar matahari, beserta atom dan molekul di udara yang menghasilkan cahaya tipis dan terus-menerus. Emisi ini sulit dilihat, bahkan di bumi. Cahaya siang hari (day glow), komponen harian dari emisi konstan ini bahkan lebih sulit dikenali.
Gérard dan timnya menggunakan rangkaian instrumen Nadir milik TGO dan Occultation for Mars Discovery (NOMAD), yang meliputi Ultraviolet and Visible Spectrometer (UVIS) untuk mempelajari udara Mars dalam mode pengamatan khusus dari April hingga Desember tahun lalu.
Para ilmuwan melakukan pemodelan untuk lebih memahami penyebab kemunculan cahaya hijau itu. Perhitungan itu menunjukkan bahwa cahaya digerakkan terutama oleh pemecahan karbon dioksida, yang membentuk 95 persen atmosfer tipis Mars, menjadi karbon monoksida dan oksigen.