Klaster Pasar Xinfadi yang terletak di ibukota sangat mengkhawatirkan, mengingat pasar tersebut adalah merupakan pasar grosir makanan terbesar di Asia. Pasar tersebut menyumbang 80 persen dari pasokan produk pertanian Beijing yang bersumber dari dalam dan luar negeri.
Pasar Xinfadi adalah kompleks gudang dan ruang perdagangan yang membentang luas hampir seperti lapangan sepak bola. Pasar tersebut 20 kali lebih besar dari pasar makanan laut di Wuhan yang menjadi pusat penyebaran virus corona baru pertama.
"Risiko penyebaran epidemi sangat tinggi, jadi kita harus mengambil langkah cepat dan tegas," ujar jurubicara pemerintah Kota Beijing, Xu Hejiang dalam konferensi pers pada Senin (15/6) seperti dilansir
Reuters.
Berdasaran laporan dari Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), Beijing sudah melaporkan rekor kasus harian Covid-19 yang berkaitan dengan Pasar Xinfadi.
Pada Senin misalnya, pemerintah Beijing mengonfirmasi 36 kasus Covid-19 untuk 14 Juni. Artinya, dalam empat hari terakhir, Beijing sudah melaporkan 79 kasus baru. Itu merupakan kasus terbesar sejak Februari.
Untuk menghentikan penyebaran virus, saat ini pihak berwenang telah menutup pasar dan melakukan pengujian Covid-19 secara massal kepada puluhan ribu penduduk yang berada di sekitar pasar.
Beberapa sekolah juga terpaksa menutup kembali kelasnya.
Status sejumlah lingkungan di barat dan barat daya Beijing juga telah ditingkatkan menjadi risiko menengah. Salah satunya adalah Financial Street yang diisi oleh bank dan perusahaan keuangan.
Satu lingkungan di distrik yang sama dengan Pasar Xinfadi juga dinaikkan statusnya menjadi berisiko tinggi, menunjukkan tingkat infeksi paling parah,
Pada Minggu (14/6), pihak berwenang mulai melakukan pengujian massal. Dari 76.499 tes, sebanyak 59 di antaranya dinyatakan positif Covid-19.
Sementara pada Senin pagi, dari 8.950 sampel, sebanyak 6.075 yang telah diuji memiliki hasil negatif.
Tindakan secara ketat juga bukan hanya dilakukan di Beijing, beberapa wilayah juga mulai mengimplementasikan protokol isolasi dan pengujian untuk beberapa pengunjung yang datang dari ibukota. Misalnya Provinsi Liaoning dan Provinsi Hebei.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini pihaknya tengah menunggu laporan dari hasil penyelidikan sumber di Pasar Xinfadi yang dilakukan pihak berwenang dari China.
"Urutan genetik dari manusia dan sampel lingkungan sedang berlangsung, dan WHO mendorong pelepasan urutan ini sesegera mungkin," kata WHO dalam pernyataannya.
Seorang ahli epidemiologi Beijing, Yang Peng, mengatakan, berdasarkan sekuensing DNA virus, sumber wabah Xinfadi bisa berasal dari Eropa.
“Penilaian awal kami adalah virus berasal dari luar negeri. Kami masih tidak dapat menentukan bagaimana sampai di sini. Itu mungkin karena makanan laut atau daging yang terkontaminasi, atau menyebar dari kotoran orang di pasar," papar Yang.
BERITA TERKAIT: