Perang Saudara Libya Tak Kunjung Usai, Paus Fransiskus Terpukul Dan Mendesak Semua Pihak Segera Cari Jalan Damai

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 15 Juni 2020, 08:05 WIB
Perang Saudara Libya Tak Kunjung Usai, Paus Fransiskus Terpukul Dan Mendesak Semua Pihak Segera Cari Jalan Damai
Paus Fransiskus terpukul dengan perang Libya yang tak kunjung usai/Net
rmol news logo Banyak warga sipil yang menjadi korban perang saudara yang tak berkesudahan di Libya. Paus Fransiskus dengan hati yang terpukul mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk segera mencari jalan keluar agat perang segera usai.

Dalam kotbahnya di hari Minggu (14/6), Paus Fransiskus meminta kedua pihak yang terlibat dalam perang saudara Libya untuk segera berdamai. Ia  mendesak masyarakat internasional untuk memfasilitasi pembicaraan dan melindungi para pengungsi dan migran yang dikatakannya sebagai korban kekejaman.

Paus menyampaikan hal itu dalam pidatonya yang berapi-api di St Peter's Square, Francis. Ia mengungkapkan kesedihannya dengan situasi di Libya, yang tidak memiliki otoritas pusat yang stabil sejak diktator Muammar Gaddafi digulingkan oleh pemberontak yang didukung NATO pada 2011.

Selama lebih dari lima tahun Libya telah memiliki parlemen  dan pemerintah  yang terus bersaing di timur dan barat, dengan jalan-jalan yang tidak terkontrol oleh kelompok-kelompok bersenjata dan pertempuran sporadis.

"Tolong! Saya mendesak badan-badan internasional dan mereka yang memiliki tanggung jawab politik dan militer untuk memulai kembali, dengan keyakinan dan tekad, mencari jalan menuju berakhirnya kekerasan, yang mengarah pada perdamaian, stabilitas dan persatuan di negara ini,” katanya, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (14/6).

Mesir mengumumkan inisiatif baru untuk Libya pada  Sabtu (13/6). Sementara itu Rusia dan Turki, yang mendukung pihak lawan di Libya, telah menunda pembicaraan tingkat menteri mengenai konflik tersebut.

Libya terbagi antara Tentara Nasional Libya (LNA) dan saingannya Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) dengan negara-negara terpecah karena dukungan mereka terhadap LNA atau GNA.

Dalam referensi yang jelas tentang pandemik virus corona, Francis mengatakan kondisi kesehatan para migran, pengungsi, dan pencari suaka yang sudah genting telah diperburuk, menjadikan mereka lebih rentan terhadap eksploitasi dan kekerasan.

“Ada kekejaman. Saya memanggil komunitas internasional.Tolong! Rasakan penderitaan mereka dengan hati. Saudara-saudari, kita semua memiliki tanggung jawab dalam hal ini. Tidak ada yang bisa menganggap diri mereka terbebas dari ini,” katanya.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia seperti Dokter Tanpa Batas mengatakan orang-orang di pusat-pusat penahanan migran di Libya ditahan dalam kondisi berbahaya dan terekspos dengan pelanggaran. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA