Sejarah Baru, Ini Wanita Sikh Pertama Yang Lulus Dari Akademi Militer West Point

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Minggu, 14 Juni 2020, 15:58 WIB
Sejarah Baru, Ini Wanita Sikh Pertama Yang Lulus Dari Akademi Militer West Point
Letnan Dua Anmol Narang telah lulus dari West Point. Dia merupakan wanita Sikh pertama yang taat yang lulus dari Akademi Militer Amerika Serikat/CNN
rmol news logo Seorang wanita baru-baru ini mecatatkan sejarah baru. Dia menjadi wanita Sikh pertama yang lulus dari Akademi Militer Amerika Serikat di West Point.

Namanya adalah Letnan Dua Anmol Narang. Dia adalah seorang imigran generasi kedua yang lahir dan dibesarkan di Roswell, Georgia.

Untuk diketahui, Sikh adalah pengikut Sikhisme yang merupakan agama panenteistik yang berasal dari abad ke-15 di kawasan Punjab, India.

Narang sendiri merupakan penganut Sikh yang taat di akademi. Salah satu bentuk ketaatannya adalah menerapkan praktik keagamaannya, termasuk Kesh. Kesh adalah praktik dalam Sikh di mana seseorang penganut taat membiarkan rambutnya tumbuh secara alami tanpa memotongnya.

Koalisi Sikh di Amerika Serikat mengkonfirmasi kepada CNN bahwa banyak orang Sikh lain yang telah lulus dari akademi militer di Amerika Serikat.

Namun Narang adalah wanita Sikh pertama yang taat dan menerapkan praktik keagamaannya, yang lulus dari West Point. Akademi militer ini diketahui telah banyak melahirkan perwira-perwira Amerika Serikat.

Kelulusannya kini menandai keberhasilan luar biasa bagi orang Amerika Sikh.

Untuk diketahui bahwa pada tahun 1987, Kongres Amerika Serikat mengesahkan undang-undang yang melarang berbagai komunitas agama, termasuk Sikh, untuk mempraktikkan pasal-pasal tertentu dari keyakinan mereka saat melayani di militer.

Akibatnya, selama 30 tahun, anggota militer Sikh tidak diizinkan untuk mempraktikkan prinsip inti dari keyakinan mereka, termasuk rambut yang tidak dicukur dan penggunaan turban.

Namun kemudian, pada tahun 2017, delapan tahun setelah Koalisi Sikh memulai kampanyenya untuk mengakhiri larangan militer Amerika Serikat terhadap praktik keagamaan tertentu yang membatasi anggota Sikh, Angkatan Darat Amerika Serikat memperbarui aturannya yang mengatur kebebasan beragama.

Keputusan itulah yang membuat Narang bisa menerapkan prinsip keagamannya sambil tetap menempuh pendidikan di Akademi Militer Amerika Serikat.

Narang yang kini berusia 23 tahun mengaku bangga dengan pencapaiannya. Dia berharap bahwa usahanya untuk mewakili agamanya dan komunitasnya akan mendorong orang Amerika Serikat untuk belajar lebih banyak tentang agama Sikh, yang merupakan agama terbesar kelima di dunia.

"Perasaan yang luar biasa," tutur Narang kepada CNN.

"Ini adalah pengalaman yang merendahkan hati, saya tidak pernah bekerja lebih keras untuk apa pun dalam hidup saya. Menjadi seorang wanita Sikh adalah bagian yang sangat penting dari identitas saya dan jika pengalaman saya dapat memainkan peran kecil dalam menjadi inspirasi bagi orang lain, terlepas dari bidang karirnya, itu akan luar biasa," sambungnya.

Narang menjelaskan, keputusannya untuk melamar ke West Point dilakukan untuk belajar teknik nuklir dan mengejar jalur karir dalam sistem pertahanan udara. Dia tertarik mempelajari hal tersebut setelah mengunjungi Memorial Nasional Pearl Harbor di Honolulu, Hawaii.

Pencapaian Narang pun mendapat apresiasi dari sejumlah pihak.

"Saya sangat bangga dengan (Letnan Dua) ​​Narang karena melihat tujuannya melalui dan, dengan melakukan hal itu. Mengalahkan penghalang bagi setiap orang Sikh Amerika yang ingin melayani," kata Kapten Angkatan Darat Amerika Serikat Simratpal Singh dalam sebuah pernyataan.

"Penerimaan yang lebih luas dari anggota layanan Sikh di antara semua cabang layanan, serta di ruang kepemimpinan tingkat atas seperti West Point, akan terus memberi manfaat tidak hanya hak-hak individu minoritas agama, tetapi kekuatan dan keragaman militer Amerika Serikat," tutupnya.

Narang diketahui merupakan satu dari 1.107 lulusan Akademi Militer yang mengikuti upacara kelulusan akhir pekan ini (Sabtu, 13/6).

Upacara kelulusan itu dihadiri oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan digelar dengan menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan virus corona atau Covid-19.

Salah satu bentuk protokol kesehatan yang dilakukan adalah dengan menjaga jarak fisik sekitar hampir dua meter antara satu sama lain di Lapangan Parade.

Selain itu, keluarga dan kerabat juga tidak diizinkan menghadiri upacara tersebut, tetapi dapat menontonnya secara online.

Pada upacara kelulusan, Trump memuji semua lulusan terbaik Amerika Serikat di Akademi Militer itu.

"Akademi militer utama ini hanya menghasilkan yang terbaik dari yang terbaik, yang terkuat dari yang kuat, dan yang paling berani dari yang berani. West Point adalah simbol universal dari keberanian, kesetiaan, pengabdian, disiplin, dan keterampilan Amerika Serikat," kata Trump dalam pidato kelulusan tersebut.

"Kepada 1.107 yang hari ini menjadi perwira terbaru di Angkatan Darat paling luar biasa yang pernah mengambil medan pertempuran, saya di sini untuk menawarkan penghormatan Amerika. Terima kasih telah menjawab panggilan bangsa Anda," tambahnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA