Begitulah yang diungkapkan peneliti atau research fellow dati Loyola University Chicago, Ratri Istania, dalam diskusi virtual Populi Centre bertajuk "Trump dan Perkara Rasial yang Timbul-Tenggelam", Sabtu (6/6).
Berdasarkan pengalamannya tinggal di Negri Paman Sam tersebut, Ratri Istania juga pernah menyaksikan protes yang besar terkait ketidakadilan rasial yang dilakukan oleh aparat kepolisian.
"Saya teringat apa yang terjadi di Chicago tahun 2016. Ketika itu terjadi kebrutalan polisi juga. Antara polisi berkulit putih dengan seorang pemuda kulit hitam. Saat itu penembakan terjadi 16 kali sampai pemuda tersebut tersungkur. Dan terjadi demonstrasi besar-besaran di Chicago," terangnya.
Ketika mendengar di Minneapolis juga terjadi kebrutalan polisi apda 25 Mei lalu, Ratri Istania berfikir hal yang sama seperti di Chicago akan terjadi. Karena berdasarkan penelitiannya, komposisi masyarakat kulit hitam dan kulit putih di dua kita tersebut hampir mirip.
"Karena setelah saya mempelajari demografi kota Minneapolis, itu kira-kira penduduk berkuluit hitamnya 30 persen. Dan di Chicago juga begitu, sekitar 30 persenan," sebutnya.
Namun Ratri Istania melihat bahwa aksi demonstrasi yang dipicu dari kasus George Floyd saat ini berbeda dengan apa yang terjadi di Chicago pada tahun 2016 silam. Kali ini menurutnya jauh lebih besar dan berdampak signifikan.
Karena saat ini AS juga tengah menghadapi pandemi virus corona baru atau Covid-19. Dimana, masyarakat yang paling terdampak adalah warga kulit hitam. Oleh karenanya ia melihat bahwa tragedi Floyd bakal memperbesar jurang kesenjangan rasial.
"Tertumpuk-tumpuk layer permasalahnnya. Mereka (warga kulit hitam) sedang menghadapi tantangan pandemik Covid-19. Sayangnya ketika keluar penelitian bahwa mereka kululit hitam itu terdampak paling besar akibat covid ini," ungkap pengajar STIA LAN Jakarta ini.
"Sehingga kebrutalan polisi ini semakin meperbesar jurang kesenjangan diantara dua ras tersebut. Bahkan tidak hanya dua ras. Tetapi juga menyimpan luka antara kulit putih dengan minoritas," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: