Dalam keterangan resmi disebutkan bahwa pertemuan itu merupakan salah satu tonggak perkembangan sosialisme Korea sesuai garis dan kebijakan Partai.
Pertemuan dipandu Ketua Partai Pekerja Korea, Kim Jong Un, yang juga Ketua Komisi Militer Pusat (CMC) WPK.
Pertemuan dihadiri anggota Komisi Militer Partai, anggota Komite Eksekutif Komite Tentara Rakyat Korea, para komandan dan komisaris korps Tentara Rakyat Korea, para komandan pejabat Kementerian Keamanan Negara, Kementerian Keamanan Rakyat, pejabat Markas Besar Pengawal dan organ-organ angkatan bersenjata lain di semua tingkat, serta wakil direktur departemen utama Komite Sentral WPK.
“Pertemuan itu membahas langkah-langkah militer, organisasi, dan politik yang penting guna lebih meningkatkan keseluruhan angkatan bersenjata Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) secara politis dan ideologis," demikian disebutkan antara lain dalam keterangan yang diterima redaksi
Kantor Berita Politk RMOL, Senin (25/5).
Disebutkan bahwa upaya memperkuat sektor militer diperlukan demi mempertahankan stabilitas politik dan kedaulatan negara dari ancaman kekuatan besar yang terus-menerus merongrong negara, juga dari ancaman militer kecil musuh. Bagaimana pun persyaratan penting untuk membawa kemajuan lebih lanjut dalam mengembangkan kemampuan pertahanan nasional dan pencegah perang adalah kemampuan organisasi militer baik internal dan eksternal yang solid.
Pertemuan tersebut meninjau dan menganalisis serangkaian kelemahan dalam kegiatan militer dan politik dari keseluruhan angkatan bersenjata DPRK termasuk Tentara Rakyat, dan membahas masalah-masalah metodologis untuk mengatasinya dan menghasilkan perbaikan drastis.
Selain itu, pertemuan juga menyoroti masalah pemeriksaan dan perbaikan mesin, komposisi yang cacat, dan masalah inti lainnya untuk lebih meningkatkan kemampuan militer.
Pertemuan itu sekali lagi menekankan tugas-tugas yang dihadapi berbagai sektor yang berbeda untuk secara menyeluruh menjalankan garis militer revolusioner dan kebijakan partai.
Yang ditetapkan dalam pertemuan itu adalah kebijakan baru untuk lebih meningkatkan pencegahan perang nuklir negara itu dan menempatkan pasukan bersenjata strategis pada operasi siaga tinggi sejalan dengan persyaratan umum untuk pembangunan dan pengembangan angkatan bersenjata negara tersebut.
Diambil pada pertemuan itu adalah langkah-langkah penting untuk meningkatkan kemampuan serangan senjata dari pasukan Artileri Rakyat Korea.
Salah seorang tokoh di balik pengembangan senjata Korea Utara, Ri Pyong Chol, juga ikut dalam pertemuan tersebut, dan ia terpilih menjadi Wakil Ketua Komisi Militer Pusat.
Komis Militer Pusat Partai Pekerja memutuskan untuk mempromosikan jajaran militer komandan utama Tentara Rakyat dengan penghargaan tinggi atas pengabdian mereka, sekaligus menandai ulang tahun ke-75 WPK.
BERITA TERKAIT: