Dalam unggahannya pada Sabtu (9/5), Tabona mengulis bahwa Hitler bisa dihentikan 75 tahun yang lalu, dan bertanya-tanya siapa yang akan menghentikan Merkel. Karena menurutnya, Merkel telah memenuhi impian Hitler untuk mengendalikan Eropa.
Meski unggahan tersebut sudah dihapus, namun banyak yang mengunggahnya kembali di Twitter.
Atas insiden tersebut, Menteri Luar Negeri Malta, Evarist Bartolo berjanji untuk menyampaikan permintaan maaf kepada Kedutaan Besar Jerman. Ia juga mengatakan telah mengingatkan para diplomatnya mengenai apa yang pantas dan tidak pantas untuk ditulis di media sosial.
Lebih lanjut, Bartolo menegaskan, komentar Tabona tentang Merkel tidak mewakili persahabatan dan rasa saling menghormati antara Malta dan Jerman.
"Dalam hal ini, Menteri Bartolo menegaskan kembali komitmen Pemerintah Malta untuk memperdalam hubungan bilateral yang kuat dan lama antara kedua negara," kata Kementerian Luar Negeri Malta, seperti dimuat
Sputnik, Senin (11/5).
Seorang sumber di Kementerian Luar Negeri mengatakan, unggahan tersebut memalukan bagi Malta.
Sesaat setelah mendengarnya, Bartolo langsung meminta Tabona menghapus unggahan tersebut. Sementara Kementerian Luar Negeri menerima pengunduran dirinya dengan segera.
BERITA TERKAIT: