Jadi Pusat Penyebaran Corona, Orang Dari Korea Selatan Dapat Pembatasan Masuk Ketat Dari 94 Negara Dan Wilayah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 04 Maret 2020, 17:00 WIB
Jadi Pusat Penyebaran Corona, Orang Dari Korea Selatan Dapat Pembatasan Masuk Ketat Dari 94 Negara Dan Wilayah
Pengecekan suhu di bandara/Net
rmol news logo Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan sebanyak 94 negara dan wilayah telah memperketat pembatasan masuknya orang-orang dari Korea Selatan.

Dalam sebuah pernyataan yang diunggah dalam laman Kemlu pada Rabu (4/3), kementerian mengungkapkan hingga pukul 2 sore waktu setempat, ada 33 negara dan teritori yang melarang masuknya pelancong yang telah mengunjungi Korea Selatan dalam 14 hari terakhir.

Qatar bahkan sejak Senin (2/3) memberlakukan larangan masuk bagi warga asing melakukan kunjungan ke Korea Selatan, China, Iran, Italia, dan Mesir selama sebulan terakhir, seperti dimuat Yonhap.

Maladewa, Vietnam, Jepang, Fiji, dan Filipina pun ikut melarang masuk pelancong asing yang memiliki catatan kunjungan ke Kota Daegu dan Provinsi Gyeongsang sebagai dua pusat penyebaran infeksi di Korea Selatan.

Selain itu, 15 provinsi di China dan 22 negara juga memberlakukan wajib karantina selama dua pekan bagi pelancong dari Korea Selatan.

Kosta Rika juga saat ini telah mengharuskan semua penumpang dari Korea Selatan, China, Italia, dan Iran untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara terpisah di bandara.

Denmark pun tidak ketinggalan dengan merekomendasikan karantina rumah selama dua pekan bagi mereka yang datang dari Kota Daegu, Provinsi Gyeongsang, serta beberapa lokasi penyebaran virus lainnya di Korea Selatan.

Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wa mengatakan pembatasan masuk bagi warga yang pernah berkunjung ke Korea Selatan sendiri tidak akan menodai citra negara.

"Saya berbicara dengan sejumlah rekan di negara-negara asing dan mereka mengatakan kepada saya bahwa (langkah-langkah) diambil karena mereka memiliki sistem karantina yang longgar dan ini benar-benar tidak ada hubungannya dengan masalah persahabatan dengan Korea," katanya. rmol news logo article


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA