Lantang Kritik Pemerintah, Wartawan Ini Masuk Bui Dengan Tuduhan Ekstrimisme

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Minggu, 02 Februari 2020, 23:25 WIB
Lantang Kritik Pemerintah, Wartawan Ini Masuk Bui Dengan Tuduhan Ekstrimisme
Bendera Tajikistan berkibar/Net
rmol news logo Kebebasan pers di Tajikistan menjadi sorotan setelah otoritas keamanan negara tersebut menahan seorang wartawan independen yang lantang mengkritik pemerintah.

Wartawan itu bernama Daler Sharipov. Jaksa penuntut Tajikistan menahannya atas tuduhan ekstrimisme.

Dalam sebuah pernyataan akhir pekan ini (Minggu, 2/2), jaksa penuntut negara itu mengatakan bahwa Sharipov telah ditahan karena menerbitkan lebih dari 200 artikel dan komentar yang berisi konten ekstremis antara tahun 2013 hingga 2019.

Satu artikel yang pernah menyita perhatian publik adalah yang dia tulis tahun lalu untuk Rushnoi.tj, sebuah situs web yang menerima dana dari donor barat, berjudul "Mohammed is For Peace and Against Terrorism".

Selain itu, seperti dikabarkan The Guardian, dia juga dituduh telah menerbitkan 100 salinan teks yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin. Gerakan itu diketahui telah dilarang di Tajikistan pada tahun 2006 silam.

Meski begitu jaksa penuntut tidak menjelaskan artikel mana yang ditulis oleh Sharipov yang diidentifikasi sebagai ekstrimis.

Namun, perlu diketahui bahwa penangkapan Sharipov dilakukan ketika Tajikistan bersiap untuk mengadakan pemilihan parlemen pada bulan Maret, serta pemilihan presiden pada bulan November mendatang.

Sharipov sendiri merupakan tokoh yang populer di televisi pemerintah Tajikistan sebelum dia "banting setir" dan fokus pada penulisan untuk outlet independen, di mana dia berkomentar tentang kesulitan yang dihadapi umat Islam dalam mengamati iman mereka di Tajikistan.

Di masa lalu, tepatnya pada tahun 2012, Sharipov pernah dipukuli oleh sekelompok orang tidak dikenal, tidak lama setelah dia mencoba mendirikan organisasi sipil yang ditujukan untuk memerangi divisi regional. Para penyerangnya hingga saat ini tidak pernah tertangkap.

Diketahui bahwa lebih dari 90 persen populasi di Tajikistan menganut agama Islam. Namun pemerintah negara itu sekuler dan waspada dengan popularitas agama. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA