Informasi itu diungkapkan oleh Dutabesar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour kepada wartawan di New York, AS, Rabu (29/1).
Mansour mengatakan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan berpidato di depan DK PBB pada pertengahan Februari dan menjabarkan rancangan resolusinya untuk menentang rencana perdamaian yang disusun oleh Trump dan sekutunya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (28/1).
Lebih lanjut, Mansour mengungkapkan pihaknya akan menarik dukungan untuk membentuk oposisi yang kuat dan besar guna melawan recana Trump.
Pasalnya, rencana perdamaian yang di dalamnya berisi peta perbatasan Israel-Palestina, dikatakan Mansour hanyalah menguntungkan pihak Israel.
"(Rencana Trump) bukan resep untuk perdamaian atau keadilan. Ini adalah resep untuk penghancuran hak nasional rakyat Palestina, dan itu tidak akan berhasil," tegas Mansour seperti dimuat
Anadolu Agency.
"Mereka yang berpikir rakyat Palestina akan mengalah, mereka tidak akan. Mereka yang berpikir rakyat Palestina akan berkemas dan pergi, mereka tidak akan," lanjutnya.
Sementara itu, setelah pengumuman rencana perdamaian Trump, jurubicara PBB Stephane Dujarric mengatakan posisi PBB tidak akan berubah dan akan merujuk kembali ke resolusi Dewan Keamanan sebelumnya.
"PBB tetap berkomitmen untuk mendukung warga Palestina dan Israel untuk menyelesaikan konflik berdasarkan resolusi PBB, hukum internasional, dan perjanjian bilateral untuk mewujudkan visi dua negara (guna) hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan dalam wilayah yang diakui berdasarkan garis pra-1967," kata Dujarric dalam keterangannya.
BERITA TERKAIT: