Meski begitu, pemerintah Malaysia akan dengan tegas menindak para pelaku penyebar hoax. Terutama jika isu-isu yang mereka sebarkan menimbulkan ketakutan, kekacauan, dan memicu perasaan benci antar kaum.
Hal inipun diitegaskan oleh Perdana Menteri Mahathir Mohamad dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung di Putrajaya, Malaysia, Rabu (29/1).
Dalam pernyataannya, Mahathir mengungkit sebuah isu yang menyatakan bahwa warga Malaysia yang berada di China dilarang untuk pergi ke masjid. Itu dikarenakan khawatir akan terjangkit 2019-nCoV.
"Itu bukan rekomendasi kerajaan. Kerajaan tidak mengumumkan bahwa masjid, museum, itu tidak boleh didatangi karena mereka mungkin membawa penyakit," ujarnya.
Mahathir mengungkapkan, isu-isu tersebut hanyalah digunakan untuk menakut-nakuti warga Malaysia, bahkan berusaha untuk mencetuskan perasaan benci antar kaum di Malaysia.
"Pihak kerajaan akan mengambil tindakan kepada mereka yang menyebarkan
fake news untuk menakut-nakuti rakyat di malaysia," tegasnya.
Pria 94 tahun itu mengungkapkan, meski Malaysia menjunjung tinggi kebebasan berpendapat dan kebebasan pers, bukan berarti media bisa mudahnya memengaruhi publik untuk hal-hal berbau negatif.
"Kebebasan pers sangat dijaga di negara ini, tapi menyebaran berita palsu, memberitahukan kebohongan tidak akan ditoleransi," tegas Mahathir lagi.
BERITA TERKAIT: