Pertemuan yang dilaksanakan pada Senin (6/1) itu diadakan atas permintaan salah satu anggota permanen DK PBB, yaitu Rusia. Sementara itu, Jerman juga berharap untuk menyelenggarakan konferensi internasional menganai isu ini pada akhir bulan nanti.
Dimuat Al Jazeera, dalam pertemuan ini, DK PBB akan membahas sejumlah agenda yang berkaitan dengan isu penempatan pasukan Turki ke Libya, termasuk kesepakatan keamanan dan maritim yang dicapai oleh kedua negara pada November lalu.
Pengerahan pasukan sendiri dilakukan Turki sesuai dengan kesepakatan keamanan keduanya untuk membantu GNA yang dipimpin oleh Perdana Menteri Fayez al Sarraj untuk melawan serangan yang kerap dilancarkan oleh komandan militer Khalifa Haftar sejak April lalu.
Sementara kesepakatan maritim yang dicapai oleh Turki dan Libya sendiri membuat Turki memiliki hak untuk sebagian besar wilayah Laut Mediterania yang memiliki cadangan gas. Atas kesepakatan ini, Yunani, Siprus, dan Israel geram karena memiliki klaim yang sama di wilayah tersebut.
Rusia sendiri juga dianggap menjadi salah satu pendukung Haftar selain Uni Emirat Arab (UEA) dan Masir. Rusia bahkan dituding menjadi dalang dalam serangan yang menargetkan sebuah sekolah militer di Tripoli pada Sabtu lalu (4/1).
Namun, pihak Moskow langsung membantas keterlibatannya dalam insiden tersebut.
BERITA TERKAIT: