Pengerahan pasukan ini dilakukan berselang sepekan setelah parlemen Turki menyetujui undang-undang yang memungkinkan pemerintah mengerahkan pasukan ke Libya.
"Tugas tentara kita di sana adalah koordinasi. Mereka akan mengembangkan pusat operasi di sana. Tentara kita secara bertahap berangkat sekarang," ujar Erdogan dalam wawancaranya bersama
CNN, Minggu (5/1).
Lebih lanjut, Erdogan mengatakan tujuan Turki ke Libya bukan untuk berperang. Tapi untuk mendukung pemerintahan yang sah dan menghindari tragedi kemanusiaan. Turki juga tidak akan mengerahkan pasukan tempurnya sendiri.
"Saat ini, kita akan memiliki unit yang berbeda yang bertugas sebagai pasukan kombatan (tempur)," tambah Erdogan tanpa memberikan detail mengenai pasukan tersebut.
Meski demikian, Erdogan menjelaskan, nantinya personel militer senior Turki lah yang akan mengkoordinasikan pasukan kombatan tersebut. Mereka, kata Erdogan akan berbagi pengalaman dan informasi untuk melindungi pemerintahan Perdana Menteri Fayez al-Sarraj di Tripoli, Libya.
Sejak April lalu, pemerintahan GNA terus mendapatkan serangan dari tokoh militer terkuat Libya, Jenderal Khalifa Haftar. Haftar sendiri diketahui mendapatkan dukungan dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir.
BERITA TERKAIT: