Hal ini menanggapi serangan udara yang dilakukan oleh drone AS pada Jumat pagi (3/1) yang menewaskan Jenderal Qassem Soleimani dan pemimpin milisi Irak pro-Iran, Abu Mahdi al-Muhandis.
Dilaporkan
Reuters, dalam sesi khusus tersebut, para pemimpin politik Syiah telah menyerukan agar pasukan AS diusir.
"Tidak perlu kehadiran pasukan Amerika setelah mengalahkan Daesh (sebutan ISIS/ISIL). Kami memiliki angkatan bersenjata sendiri yang mampu melindungi negara," ujar seorang parlemen Syiah, Amar al-Shibli.
Keberadaan pasukan AS di Irak berawal saat perang Irak 2014-2017 untuk melawan militan ISIS. Saat itu, sekitar 5.000 pasukan AS ditempatkan dalam kapasitas sebagai penasihat.
Jika Irak ingin pasukan AS keluar dari wilayahnya, maka parlemen harus terlebih dahulu mengeluarkan resolusi yang mewajibkan perintah tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Irak, Adel Abdul Mahdi juga menyerukan agar parlemen mengadakan sidang luar biasa untuk mengambil langkah legislatif dalam melindungi kedaulatan Irak. Namun ia tidak menjelaskan apakah yang dimaksud adalah penarikan pasukan AS.
BERITA TERKAIT: