Itu yang dikatakan Gantuya Tuya, dalam peresmian
Chinggis International News Agency (
Chinggis INA), di Ulaanbaatar, Mongolia, pekan lalu (Sabtu (7/9). Dengan nada percaya diri dan optimistis.
Gantuya adalah Pemimpin Umum
Chinggis INA yang berada di bawah manajemen
Erhet Media Group, salah satu kelompok media besar di Mongolia.
Ia sudah lebih dari dua tahun bergabung dengan grup media itu.
Sebelumnya, Gantuya bekerja belasan tahun di
Kantor Berita Montsame yang dikelola pemerintah Mongolia. Pengalaman yang didapatnya dari kantor berita pemerintah dirasanya cukup menjadi modal untuk mengembangkan kantor berita sejenis di Mongolia.
Erhet Media Group juga mengelola
Majalah Zondaa,
TV8, Harian
Uglny Sonin atau
Morning News, Mingguan
Tol atau
Zerkalo, dan sejumlah media massa berbasis internet seperti
Zindaa.mn, Zone.mn, Breakingnews.mn, dan
Factnews.mn.
Erhet Media Group dipimpin Mandhakbaayar Khuruu yang sejak tahun 2018 lalu dipercaya komunitas wartawan Mongolia memimpin Konfederasi Wartawan Mongolia.
Kata Chinggis atau Genghis dipilih sebagai nama media baru itu untuk memperlihatkan semangat pengelolanya.
“Ini bukan sekadar identitas, tapi melambangkan semangat kami,†ujar Gantuya.
Genghis Khan tercatat sebagai penguasa Mongol di abad ke-13. Adalah ia yang berhasil mempersatukan klan-klan nomaden yang hidup berpencar di padang rumput Mongolia dan Gurun Gobi.
Setelah berhasil mempersatukan klan-klan nomaden Mongolia yang tadinya kerap berperang dengan sesama mereka, Genghis Khan memimpin mereka merebut wilayah-wilayah lain di luar Mongolia dan Gobi. Ke segala penjuru arah.
Salah seorang cucunya, Kublai Khan, kelak memperluas wilayah kekuasaan Mongol, dan mendirikan Dinasti Yuan di daratan Tiongkok pada 1260. Wilayah yang dikuasai Kublai Khan hingga ke Semenanjung Korea dan daratan Asia Tenggara.
Kublai Khan juga sempat berusaha menguasai Kepulauan Nusantara. Namun gagal. Pasukan yang dikirimnya untuk menghukum Raja Singasari Kartanegara pada 1293 pulang tunggang langgang. Mereka malah diperdaya menantu Kartanegara, Raden Wijaya, dan sahabatnya Aryawiraraja dari Madura untuk menggulingkan Jayakatwang yang sebelumnya berkhianat pada Kartanegara.
Setelah berhasil mendongkel Jayakatwang, Raden Wijaya dan Aryawiraraja berbalik menyerang pasukan Dinasti Yuan yang sedang dimabuk kemenangan.
Setahun setelah kegagalan merebut Nusantara, Kublai Khan meninggal dunia.
Selain Kublai Khan, keturunan Genghis Khan lainnya, Batu Khan, mendirikan Golden Horde (1225-1236) yang terbentang dari Eropa Timur hingga bagian barat Siberia. Lalu Chagadai mendirikan Chagadai Khanate (1212-1347) yang meliputi wilayah Amu Darya hingga selatan Laut Aral dan Pegunungan Altai.
Terakhir adalah Hulegu yang mendirikan Ilkhanate (1256-1335) yang meliputi negara-negara yang kini dikenal sebagai Iran, Irak, Turkmenistan, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Turki, sebelah barat Afghanistan, dan baratdaya Pakistan.
Dari semua emporium yang didirikan keturunan Genghis Khan yang bertahan paling lama adalah Dinasti Yuan yang didirikan Kublai Khan, dari 1260 hingga 1368. Sejarawan dan ahli Mongolia, John Man, menilai Kublai Khan pula yang membangun pondasi China modern seperti yang kita kenal sekarng ini.
Kini, Mongolia tentu berbeda jauh dengan Mongolia di era Genghis Khan dan raja-raja keturunannya. Dari segi luas wilayah, Mongolia bukan lagi yang terbesar di dunia. Dengan luas wilayah 1,5 juta kilometer persegi, Republik Mongolia tercatat sebagai negara terluas ke-18 di dunia. Sekitar setengah dari populasinya hidup di ibukota Ulaanbaatar.
Pada tahun 1911, Mongolia turut melepaskan diri dari Dinasti Qing. Sepuluh tahun kemudian, Mongolia merdeka dari Tiongkok yang ketika itu masih dikuasai Kuomintang (Partai Nasionalis). Tahun 1924, Republik Rakyat Mongolia didirikan, dan baru diakui Kuomintang pada 1946.
Mongolia yang kita kenal saat ini adalah negara
land-lock yang terjepit di antara Federasi Rusia di utara, dan Republik Rakyat China (RRC) yang dikuasai Partai Komunis China (PKC) di selatan.
Selama era Perang Dingin (1945-1991), Mongolia menjadi negara
proxy atau setidaknya satelit Uni Soviet. Kini hubungan Mongolia dengan Federasi Rusia pun terbilang jauh lebih baik daripada dengan tetangga lainnya, RRC.
Genghis atau Chinggis sendiri bermakna Universal atau Semesta. Kata ini digunakan Genghis Khan untuk melambangkan kekuasaanya yang begitu besar, yang melintasi padang rumput Mongolia dan Gurun Gobi.
Tentu saja upaya
Chinggis INA membawa Mongolia kembali ke panggung dunia tidak dilakukan dengan cara-cara invasi seperti di era Genghis Khan dan keturunannya.
“Chinggis INA akan menyiarkan berita Mongolia ke seluruh dunia dan berita dunia ke Mongolia,†ujar Gantuya lagi.
Untuk sementara, berita-berita yang mereka siarkan menggunakan bahasa Inggris, Rusia, China, Korea, dan Kazakh, serta bahasa tradisional Mongolia.
“Pada tahap selanjutnya berita-berita kami akan tersedia dalam bahasa Arab, Spanyol, Prancis, dan Jepang,†sambungnya.
Untuk meningkatkan kerjasama dengan jaringan media di berbagai negara,
Chinggis INA berencana menggelar berbagai kegiatan secara rutin yang melibatkan wartawan dan media dari negara lain.
Dalam kesempatan peluncuran ini,
Chinggis INA menandatangani MoU kerjasama dengan sejumlah media dari berbagai negara, termasuk
Indonesia Online Media Syndicate (
IOMS).
BERITA TERKAIT: