Presiden Ukraina: Pertukaran Tahanan Akhiri Perang Mengerikan Dengan Rusia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Minggu, 08 September 2019, 06:59 WIB
Presiden Ukraina: Pertukaran Tahanan Akhiri Perang Mengerikan Dengan Rusia
Momen haru kedatangan para tahanan di Ukraina/Net
rmol news logo Rusia dan Ukraina memecahkan kebekuan dalam hubungan bilateral yang terjadi selama beberapa tahun belakangan. Kedua negara resmi memulai pertukaran tahanan pada akhir pekan ini.

Kesepakatan yang dijalin antara kedua negara itu melibatkan perukaran 70 tahanan dari kedua belah pihak.

Dua pesawat yang membawa 35 tahanan dari masing-masing pihak mendarat secara bersamaan di Moskow dan Kiev pada hari Sabtu (7/9) waktu setempat.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut kedatangan warganya yang baru dibebaskan itu di landasan.

"Kami telah mengambil langkah pertama," kata Zelensky di landasan setelah menyapa dan memeluk mantan tahanan yang keluar dari pesawat.

"Kita harus mengambil semua langkah untuk menyelesaikan perang yang mengerikan ini," tambahnya seperti dimuat Channel News Asia.

Kedatangan para bekas tahanan di bandara Boryspil Kiev itu juga diwarnai haru katika para anggota keluarga memeluk dan menyerahkan bunga kepada para mantan tahanan sebagai bentuk penyambutan. Banyak yang tidak mampu membendung air matanya dan menangis bahagia.

Sementara di Rusia, televisi pemerintah Rusia menunjukkan para tahanan Rusia muncul dari pesawat di bandara Vnukovo-2 Moskow yang digunakan untuk penerbangan pemerintah.

Di antara mereka yang diserahkan ke Moskow adalah Vladimir Tsemakh, yakni seorang pejuang dengan separatis yang didukung Moskow dianggap sebagai saksi kunci dalam jatuhnya penerbangan MH17, yang dikembalikan ke rumah meskipun ada permintaan dari Belanda.

Diketahui bahwa hubungan antara Rusia dan Ukraina memburuk pasca referendum kemerdekaan Krimea tahun 2014 lalu di mana wilayah itu memutuskan untuk melepaskan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia.

Rusia dituduh mendukung separatis di kawasan industri timur Donetsk dan Lugansk. Dua wilayah itu merupakan wilayah konflik di mana ada lebih dari 13.000 jiwa melayang selama lima tahun terakhir.

Hubungan kedua negara semakin memburuk pasca terjadinya insiden jatuhnya pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH17 yang tengah terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur pada Juli 2014 di wilayah Ukraina bagian timur.

Kelompok separatis wilayah itu dituduh melakukan tembakan rudal pada pesawat komersil itu dan menyebabkan semua penumpang yang berjumlah 283 orang serta 15 awak di dalamnya meninggal dunia.

Namun terpilihnya Zelensky sebagai orang nomor satu Ukraina pada bulan April lalu membawa harapan baru dalam hubungan kedua negara.

Komedian yang banting stir menjadi politisi itu bersumpah untuk mengembalikan tahanan Ukraina di Rusia dan mengatakan bahwa mengakhiri konflik dengan Rusia adalah prioritas utamanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA