Dilansir dari
Al Jazeera, pemberlakuan tarif ini berlaku sejak Minggu (1/9), pukul 04.01 GMT dengan kenaikan 5 persen untuk produk minyak mentah. Sementara kenaikan 15 persen diterapkan kepada produk seperti alas kaki, jam tangan pintar, dan televisi layar datar.
Sebagai balasan, China juga mulai mengenakan tarif tambahan terhadap beberapa barang AS senilai 75 miliar dolar AS. Nantinya, tarif tambahan 5 persen dan 10 persen akan diberlakukan atas 1.717 produk dari total 5.078 produk yang berasal dari AS.
Akibat pemberlakukan tarif baru ini, pada Senin pagi (2/9), saham berjangka AS turun 0,7 persen, Nikkei Jepang tergelincir 0,28 persen, dan pasar Hong Kong terus turun diikuti aksi gelomabng unjuk rasa. Kenyataan ini berbeda dengan indeks saham China, CSI300 yang tercatat naik 0,3 persen dan harga emas spot naik 0,6 persen lebih tinggi.
Wakil Presiden Eksekutif American Apparel & Footwear Association, Steve Lamar menyebut pemberlakukan tarif ini dilakukan pada waktu yang tidak tepat. Menurutnya, pemberlakuan tarif di musim paling penting bagi penjualan seperti saat ini hanya akan merugikan.
"Mereka (pemerintah AS) mengklaim bahwa mereka meyakiti China. Tapi pada kenyataannya mereka menyakiti kami. Harga akan naik, penjualan akan turun, pekerjaan akan hilang," keluh Lamar.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump dalam cuitannya di Twitter mengatakan bahwa kedua pihak masih akan bertemu untuk melakukan pembicaraan akhir bulan ini.
BERITA TERKAIT: