Menjelang jadwal penutupan CFD pukul 11.00 WIB, pantauan Kantor Berita Politik RMOL di Bundaran HI, MH Thamrin, nampak 15 orang berjalan meneriakkan kecaman penembakan di Christchurch sambil membawa spanduk bertuliskan
"Pray For Christchurch Muslims, Inilah Bukti Islam Lemah Tanpa Khilafah".
"Kita menyerukan kepada saudara-saudara kita, terutama yang hadir di sini bahwasanya yang terjadi di New Zealand itu adalah sebuah pembantaian terorisme terhadap umat Islam," ungkap Korlap Komunitas Gerakan Mahasiswa Pembebasan, Tio Wibowo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (17/3).
Atas kejadian tersebut, kata dia, Indonesia membutuhkan sistem pemerintahan yang khilafah.
"Tentunya kita mengutuk aksi itu, lalu kita sebagai mahasiswa pembebasan Jakarta ingin menyerukan kepada umat, Indonesia ini membutuhkan sistem pemerintahan khilafah, untuk menaungi terutama umat Islam bahkan semua umat lainnya, kaum Kristiani dan lainnya," lanjut dia.
Aksi itu dilakukan mulai dari Patung Kuda Medan Merdeka Barat sejak pukul 09.00 WIB. Dalam aksi itu, Tio juga menyerukan bahwa hukuman penjara seumur hidup terhadap tersangka penembakan, Brenton Tarrant tidak setimpal dengan perbuatannya yang menewaskan 50 jiwa.
"Kita titik awal di patung kudanya, kita mengutuk keras. Menurut saya hukuman seumur hidup tidak setimpal dengan apa yang diterima saudara kita di Selandia Baru, menyerukan bahwa Islam tidak seperti yang mereka pikir," tandasnya.
BERITA TERKAIT: