Terhitung hari Sabtu pekan lalu (1/3), perusahaan batubara berbendera Indonesia itu merumahkan sekitar 188 pekerjanya.
Demikian antara lain disampaikan CEO Guntur Madu Tama Holding, Hendra Gunawan, dalam jumpa pers yang diselenggarakan di Restoran Batavia, di Hanoi, Vietnam, beberapa saat lalu (Rabu, 6/3).
Guntur Madu Tama adalah perusahaan yang memiliki Vietmindo Energitama.
Hendra meminta pihak keamanan di Quan Ninh memberikan perhatian serius sehingga Vietmindo bisa kembali melanjutkan aktivitas.
"Blokade (yang dilakukan TVB) ini harus diakhiri," ujarnya yang dalam jumpa pers didampingi pengacara Tuan Anh dan Ketua Serikat Pekerja Nona Nhu.
TVB adalah perusahan subkontrak yang mulai bekerjasama dengan Vietmindo Energitama pada tahun 2015. Tahun 2018, Vietmindo Energitama mengurangi wilayah kerja TVB karena dinilai
under performance.
Dalam jumpa pers yang dihadiri belasan wartawan dari berbagai media di Vietnam itu Hendra mengatakan, bila situasi di area pertambangan tidak bisa dinormalisasi, maka pihaknya akan segera angkat kaki dari Vietnam.
Vietmindo Energitama beroperasi pertama kali di Vietnam pada tahun 1997. Kontrak karya yang ditandatangani pada 1991 memberikan hak kepada perusahan itu untuk melakukan aktivitas pertambangan selama 30 tahun.
Saat ini Vietmindo Energitama tercatat sebagai pembayar pajak terbesar di Provinsi Quan Ninh.
BERITA TERKAIT: