Â
Kasus itu melibatkan seorang gadis berusia lima tahun yang identitasnya dirahasiakan demi keselamatannya. Dia mengalami lumpuh dari pinggang ke bawah sejak pamannya yang berusia 28 tahun memperkosanya setahun yang lalu. Pemerkosaan itu menghancurkan tulang punggung gadis kecil tersebut.
Â
"Dia mungkin tidak akan pernah berjalan lagi, dan saya ingin balas dendam atas apa yang telah terjadi," kata neneknya kepada kantor berita
Reuters.
Â
"Pria yang melakukan ini menghancurkan hidupnya dan pantas menghabiskan hidupnya di penjara," tambahnya.
Â
Kasus itu menarik perhatian warga dan juga aktivis. Setelah berbulan-bulan kampanye yang dilakukan oleh para aktivis, Presiden Bio mengatakan bahwa mereka yang melakukan pelanggaran seksual terhadap anak di bawah umur akan menghadapi hukuman seumur hidup.
Â
"Beberapa keluarga kami mempraktikkan budaya keheningan dan ketidakpedulian terhadap kekerasan seksual, membuat korban semakin trauma," kata Bio kepada kerumunan di Gedung Negara pekan ini.
Â
"Kita sebagai bangsa harus berdiri dan mengatasi momok ini," tegasnya seperti dimuat
Al Jazeera (Jumat, 8/2).
Â
"Dengan deklarasi ini, saya juga mengarahkan hal-hal berikut, bahwa semua rumah sakit pemerintah harus memberikan perawatan medis dan sertifikat gratis untuk setiap korban pemerkosaan dan pelecehan seksual," tambahnya.
Â
Menurut statistik polisi, kasus-kasus kekerasan seksual dan berbasis gender yang dilaporkan hampir dua kali lipat tahun lalu menjadi lebih dari 8.500 kasus. Sepertiga di antaranya melibatkan anak di bawah umur.
Â
Aktivis, termasuk Ibu Negara Fatima Bio, mengatakan angka sebenarnya jauh lebih tinggi karena kebanyakan kasus tidak pernah dilaporkan.
[mel]