Kabar itu dimuat oleh media ternama Amerika Serikat,
Washington Post pada Senin (19/11).
Laporan tersebut mengatakan bahwa Ivanka telah menggunakan akun pribadi untuk mengirim ratusan email tahun lalu ke pembantu Gedung Putih, pejabat kabinet dan asistennya. Hal itu jelas melanggar aturan catatan federal.
Dalam laporan yang sama disebutkan bahwa pejabat etik Gedung Putih mengetahui praktiknya ketika meninjau email yang dikumpulkan musim gugur lalu oleh lima lembaga kabinet untuk menanggapi gugatan catatan publik.
Mereka menemukan bahwa Ivanka sering mendiskusikan atau menyampaikan urusan resmi Gedung Putih menggunakan akun email pribadi dengan domain yang ia bagikan dengan suaminya, Jared Kushner, selama tahun lalu.
Menanggapi laporan itu, pihak Ivanka berdalih bahwa pihaknya tidak mengetahui beberapa rincian dari aturan rekaman.
"Ketika bertransisi ke pemerintahan, setelah dia (Ivanka) diberi akun resmi tetapi sampai Gedung Putih memberinya arahan yang sama yang telah mereka berikan kepada orang lain yang memulai sebelum dia lakukan, (Ivanka) Trump terkadang menggunakan akun pribadinya, hampir selalu untuk logistik dan penjadwalan mengenai keluarganya," begitu bunyi pernyataan jurubicara pengacara Peter Mirijanian dan pengacara etika Ivanka, Abbe Lowell seperti dimuat
The Guardian.
[mel]