Penjaga perbatasan memasang penghalang baru yang bisa digerakkan dengan kawat di perbatasan tersebut. Penghalang itu berfungsi untuk menghalau ribuan migran yang memaksa masuk ke perbatasan.
Menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, San Ysidro merupakan titik perbatasan darat yang paling sibuk di negara tersebut. Setiap harinya, sekitar 40 ribu mobil melakukan perjalanan antara Tijuana dan San Diego dan sekitar 110 ribu orang memasuki Amerika Serikat setiap harinya melalui perbtasan itu.
Meski begitu, San Ysidro hanya memproses sekitar 100 pencari suaka per hari.
Sementara itu di kota perbatasan Meksiko, dekat San Ysidro, yakni Tijuana, warga setempat mengeluhkan kehadiran ribuan migran ke derahnya.
Walikota Tijuana, Juan Manuel Gastelum memperkirakan bahwa jumlah migran yang tiba di kota tersebut dalam beberapa minggu mendatang dapat mencapai 10 ribu orang. Dia mengaku bahwa kota itu tidak siap untuk menangani gelombang massal tersebut.
Sementara itu, seperti dimuat
BBC, para migran yang datang mengku bahwa mereka melarikan diri dari penganiayaan, kemiskinan dan kekerasan di negara asal mereka Honduras, Guatemala dan El Salvador.
[mel]
BERITA TERKAIT: