Dutabesar Federasi Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva dalam kunjungannya ke redaksi Rakyat Merdeka (Kamis, 6/9) menjelaskan, baru-baru ini ada kabar yang menyebut bahwa dugaan serangan kimia terbaru terjadi di Provinsi Idlib, Suriah.
Kabar semacam ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya juga pernah ada kabar soal serangan kimia di Provinsi Duma Suriah yang dituduhkan pasa rezim Assad.
"Kemungkinan besar ada 'pementasan' palsu terkait serangan kimia di Idlib Suriah baru-baru ini. Pasalnya, tuduhan terdahulu terkait dengan serangan kimia di Duma telah terbukti palsu dan hanya settingan belaka," jelasnya.
Dia lebih lanjut menjelaskan soal bukti yang dimiliki Rusia. Salah satunya terkait dengan beredarnya video yang menunjukkan seorang anak laki-laki Suriah disemprot air dan disebut bahwa dia baru saja menjadi korban serangan kimia.
"Jurnalis kita menemukan bahwa kenyataanya tidak seperti itu," sambungnya.
Dia menjelaskan bahwa jurnalis Rusia mengingestigasi dengan mencari tahu keberadaan anak laki-laki dalam video itu. Jurnalis tersebut menemuinya dan keluarganya.
"Anak itu dan keluarganya menceritakan bahwa mereka bukanlah korban serangan zat kimia. Mereka bercertita bahwa pada saat itu mereka berada di rumah sakit untuk perawatan biasa ketika tiba-tiba sejumlah orang menyprotkan air dan memberi kue serta mengambil gambar," tuturnya.
Gambar-gambar itulah yang kemudian direkayasa dan diklaim sebagai korban serangan kimia.
"Hal itulah yang digunakan oleh pihak lain untuk menyerang rezim Assad," jelasnya.
Padahal, sambung Dubes Vorobieva, komunitas internasional, bahkan sejumlah negara termasuk Amerika Serikat pernah terlibat langsung dan mengetahui dengan pasti pemusnahan senjata kimia yang dimiliki oleh Suriah
“Mereka, termasuk Amerika Serikat, mengetahui dengan pasti bahwa Suriah tidak lagi memiliki senjata kimia," tegasnya.
[ian]
BERITA TERKAIT: