Sebagian besar TPS di Belanda buka pada 06.30 pagi waktu setempat dengan lebih dari 12 juta pemilih yang memenuhi syarat untuk memilih.
Namun para analis politik mengatakan, partai sayap kanan mencari keuntungan dan semua mata tertuju pada referendum tentang rencana untuk memperluas kekuatan mata-mata pemerintah secara online.
"Referendum konsultatif tentang undang-undang tentang dinas rahasia Belanda, mendominasi berita," kata Ruud Koole, profesor ilmu politik di Universitas Leiden.
Referendum tentang undang-undang keamanan baru akan memungkinkan dinas rahasia Belanda AIVD untuk mencari informasi dengan menggunakan kabel serat-optik internet yang digunakan oleh para pelajar Amsterdam.
Perdana Menteri Mark Rutte menjadi sosok yang mendukung undang-undang baru di kotak suara, dengan mengatakan itu akan membantu melindungi negara.
Salah satu jajak pendapat terbaru mengatakan 53 persen dari mereka yang berencana untuk memilih akan mendukung undang-undang, dengan 34 persen melawan.
Tetapi para kritikus, termasuk organisasi hak asasi manusia, khawatir data pribadi yang tidak terkait dengan penyelidikan apapun, juga akan diambil oleh pemerintah. Demikian seperti dimuat
Channel News Asia.
[mel]
BERITA TERKAIT: