Dalam artikel tersebut, Johnson mengecam penyelenggaraan Pemilu Rusia karena diduga mengandung banyak kebohongan, dimana rakyat Rusia diminta menentukan sebuah pilihan tanpa adanya kompetisi yang riil.
Artikel tersebut dikeluarkan di tengah ketegangan hubungan kedua negara pasca kasus serangan agen saraf terhadap eks mata-mata ganda di Inggris. Inggris menyalahkan Rusia berada di balik serangan tersebut dan mengusir 23 diplomat Rusia sebagai bentuk kecaman.
Menanggapi artikel Johnson itu, melalui akun Twitter resminya, Kedutaan Besar Rusia di Inggris mengeluarkan kecama.
"Jika Menteri Luar Negeri Boris Johnson memiliki keraguan mengenai pemilihan Presiden Rusia, mengapa dia tidak mengunjungi tempat pemungutan suara di Kedutaan Besar kami pada hari Minggu lalu, bersama dengan puluhan wartawan dan pengamat?" begitu keterangan pihak Kedubes Rusia.
"Alasan dan penghinaan yang tidak adil untuk hukum internasional dari Boris Johnson," sambungnya.
[mel]
BERITA TERKAIT: