Begitu kata utusan khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura awal pekan ini.
"Yang benar adalah bahwa pembagian Suriah yang lunak, jangka panjang, yang adalah salah satu yang kita saksikan saat ini, di berbagai wilayah kontrol, akan menjadi bencana, tidak hanya untuk Suriah tetapi untuk seluruh wilayah," jelasnya kepada hadirin di Institut Pascasarjana Jenewa (Senin. 19/3).
"Tanpa proses politik yang inklusif, termasuk mereka yang dikecualikan, terutama mayoritas, Sunni, Daesh akan kembali," katanya, mengacu pada nama lain ISIS.
"Ini adalah fragmentasi, ini sebenarnya sebuah negara yang memiliki wilayah di bawah pengaruh negara lain," sambungnya seperti dimuat
Reuters.
Fragmentasi ini menurunya tidak berkelanjutan.
"Saya percaya pada akhir hari Suriah harus tetap bersatu," tegasnya.
Dia mengatakan dia yakin baik Uni Eropa maupun Bank Dunia tidak akan membantu mendanai sekitar 352 miliar dolar AS biaya pembangunan kembali Suriah kecuali ada proses politik dengan konstitusi baru, pemilihan di bawah pengawasan dan pembagian kekuasaan PBB.
Tanpa hal itu, itu setiap kemenangan militer akan menjadi kemenangan semu.
Dia menambahkan bahwa tidak ada negara yang benar-benar ingin melihat Suriah kacau.
"Banyak dari apa yang kita lihat di Irak, di Suriah, di Lebanon, di Yaman dapat dihubungkan dengan pertarungan tektonik antara satu negara dan negara lain, Iran dan Arab Saudi, Syiah dan Sunni. Kami tidak bisa menyembunyikannya," katanya.
[mel]
BERITA TERKAIT: