"Kami terlibat dalam mengatur negosiasi serius untuk menjamin keselamatan dan perlindungan warga sipil," kata Wael Alwan, juru bicara Failaq al-Rahman yang berbasis di Istanbul.
"Poin terpenting dalam negosiasi adalah gencatan senjata, memastikan bantuan untuk warga sipil dan jalan keluar dari kasus medis dan orang-orang yang terluka yang membutuhkan perawatan di luar Ghouta," sambungnya seperti dimuat
The Guardian.
Namun demikian, dia mengatakan bahwa evakuasi umum warga sipil dan pemberontak tidak ada dalam pembahasan di meja.
Di saat yang bersamaan, Presiden Suriah Bashar Al Assad mengunjungi pasukan di garis depan di wilayah Ghouta yang baru saja direbut kembali oleh pemerintah Suriah.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa pemerintah Suriah menguasai lebih dari 80 persen wilayah tersebut, yang merupakan benteng pemberontak sejak tahun 2012.
[mel]